jpnn.com, SURABAYA - Pasokan sapi potong di Jawa Timur belum aman. Saat ini masih banyak sapi dari luar Jatim yang masuk.
Terutama dari Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Banyaknya sapi dari luar itu menjadi salah satu indikasi Jatim kekurangan sapi siap potong.
BACA JUGA: Restoran di Surabaya Tumbuh 20 Persen per Tahun
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur Muthowif mengatakan, di Surabaya rata-rata ada 150 ekor sapi yang dipotong per hari.
”Sebanyak 30–35 ekor sapi dari luar Jatim,” kata Muthowif, Rabu (14/3).
BACA JUGA: Layanan Cinta Bertiga, 2 ABG Sedang Begituan dengan Pria
Klaim keberhasilan swasembada sapi di Jatim pun harus dievaluasi lagi.
Sebab, Jateng, NTT, dan NTB mampu menyuplai sapi ke Jatim. Padahal, biasanya Jateng mengambil sapi dari Jatim.
BACA JUGA: Duh, Sindikat Prostitusi Bandung Jualan PSK ABG di Surabaya
”Swasembada sapi di Jatim bisa jadi belum berhasil karena masih kekurangan,” ujar Muthowif.
Di sisi lain, banyak daging impor kerbau dan sapi yang juga ditemukan di pasar tradisional.
Harga daging impor dibanderol Rp 85 ribu–Rp 90 ribu per kilogram.
Harga itu lebih murah daripada harga daging lokal. Untuk kualitas yang bagus, daging lokal dibanderol Rp 100 ribu–Rp 110 ribu per kg.
Harga daging lokal kualitas nomor 2 Rp 96 ribu–Rp 100 ribu per kg. Untuk daging lokal kualitas nomor tiga, harganya Rp 70 ribu–Rp 80 ribu per kg.
Menurut Muthowif, harga daging sapi lokal terjaga stabil. Sebab, untuk sapi Jawa timbang hidup, harganya Rp 43 ribu–Rp 45 ribu per kg.
Harga tersebut terjaga selama 1–2 tahun terakhir. Keberadaan daging impor diakui mampu menstabilkan harga.
”Kalau tidak ada impor, harga bisa naik. Sebab, kami kekurangan dan tidak ada pengganti,” terang Muthowif. (puj/c7/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembangunan Belum Merata, Prospek Apartemen Masih Cerah
Redaktur & Reporter : Ragil