BACA JUGA: Fokus Urusi Yayasan Kemanusiaan
Meskipun, hanya ada dua kursi oposisi dalam pemerintahan Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong.”Hanya butuh waktu lima tahun bagi oposisi Singapura untuk menghancurkan negara ini,” tandas Lee di sela forum World Cities Summit and International Water Week Rabu (25/6) malam
BACA JUGA: Dubai Bangun Tower Berputar
Sebab, mengumpulkan kembali puing reruntuhan Singapura pun akan sangat sulitLee mengatakan, jatuhnya kekuasaan ke tangan oposisi akan terjadi jika rakyat yang memiliki hak pilih sudah bosan dengan pemerintah
BACA JUGA: Korsel Tetap Impor Daging Sapi dari AS
Sebagai upaya penyegaran, lantas akan banyak pemilih yang berpaling pada partai oposisi”Di sinilah sistem kepemimpinan yang matang berperanSehingga, oposisi tidak bisa membangun kekuatan mereka dari pemilih dan mengubah haluan pemerintah,” lanjut politikus 84 tahun yang kini dipercaya sebagai mentor menteri dalam kabinet putranya tersebut.Ditegaskan Lee, sistem kepemimpinan yang solid, mutlak dibutuhkan SingapuraPasalnya, negara Asia Tenggara yang perekonomiannya paling maju itu tidak sama dengan negara-negara maju lainnya”Negara lain mungkin masih bisa bertahan dalam guncangan politik semacam ituSebab, mereka memiliki sumber daya alam yang melimpahTapi, tidak demikian dengan Singapura,” ingatnya di hadapan sekitar 650 delegasi yang hadir
Singapura, jelas PM pertama Singapura tersebut, sangat bergantung pada sistem kepemimpinanApalagi, negara yang berdiri pada 1959 itu relatif miskin sumber daya alam”Jika Anda seorang warga Singapura dan eksistensi Anda bergantung pada dandanan yang menonjol, maka jika suatu saat nanti dandanan Anda tidak ada lagi, Anda akan kehilangan segalanya,” urainya seperti dikutip harian The Straits Times
Dalam kesempatan itu, Lee juga membeberkan tiga elemen utama yang diperlukan sebuah negara untuk mencapai kesukseskanYang pertama, pemerintahan yang didukung penuh rakyatnya dan akan tetap dipercaya meski keputusan yang diambil tidak populisElemen penting kedua adalah pemimpin yang mumpuni”Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasar kepentingan rakyat,” tandasnyaSementara, elemen ketiga yang paling fundamental adalah memiliki orang-orang yang tepat pada posisinya masing-masing
Namun, seiring meluasnya paham demokrasi populer, gambaran tentang pemimpin yang mumpuni justru sering kaburSebab, selama kampanye, bukan kemampuan memimpin para kandidat yang ditonjolkanMelainkan, kemampuan persuasif mereka dan kreativitas mereka membentuk opini masyarakat”Demokrasi ala Amerika Serikat (AS) ini lah yang lantas membuat rakyat memilih sosok pemimpin berdasar kemampuan persuasifnya,” ingatnya(AFP/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suku Terasing Amazon Terpantau
Redaktur : Tim Redaksi