jpnn.com - JAKARTA - Hasil survei elektabilitas yang dilakukan beberapa lembaga survei menempatkan peserta Konvensi Partai Demokrat, Dino Patti Djalal di posisi bontot. Menanggapi hal tersebut, tim pemenangan Dino tidak ambil pusing.
Pasalnya, Dino diklaim tidak memiliki motif mengejar kekuasaan dengan keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat. Tim relawan justru lebih antusias menyambut kedatangan mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu di Jakarta pada awal tahun 2014 mendatang.
BACA JUGA: Tanpa Sumbangan Pihak Luar, Dana Kampanye PPP Rp 45 Miliar
"Tinggi atau rendahnya hasil survei, kami abaikan, karena Dino ingin mengabdi kepada tanah air, ingin mendedikasikan dirinya buat rakyat, bukan mengejar popularitas dan kekuasaan," kata Ketua Dewan Penasehat Relawan Dino Pati Djalal (DPD), Marison Guciano dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (27/12).
Meski begitu, Marison menegaskan bahwa bakal capres yang diusung timnya pantas diperhitungkan. Menurutnya, tokoh pengusung gagasan Nasionalisme Unggul tersebut selama ini memiliki prestasi yang membanggakan. Diantaranya, dinobatkan sebagai 500 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia oleh Royal Islamic Strategic Studies Centre Yordania pada 2011 dan 2012.
BACA JUGA: Awasi Dana Kampanye, KPU Gandeng PPATK
Marison menambahkan, Dino juga meraih penghargaan Indonesia Marketing Champion di 2012 untuk sektor pemerintah dan pelayanan publik. Serta penghargaan Marketer of The Year 2012 oleh MarkPlus Inc dan Marketer.
"Jadi Dino merupakan calon pemimpin muda yang visioner, visioner, cerdas, teruji, dan tidak pernah tersangkut kasus korupsi," tegasnya.
BACA JUGA: SBY Panggil Jokowi, Demokrat Buka Peluang Koalisi
Sementara, pengamat politik Universitas Andalas Padang, Asrinaldi mengatakan bahwa pilihan masyarakat untuk mengusung seseorang dalam suatu survei ditentukan dari persepsi yang dibentuk dari pengalaman inderawinya. Akibatnya, kompetensi seorang figur tidak menjadi pertimbangan terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.
"Mereka enggak paham, wala pun Dino itu mantan duta besar, mantan juru bicara presiden, karir akademisinya luar biasa. Hal itu kan masyarakat enggak tahu," papar Asrinaldi.
Peraih gelar doktor politik dari Universitas Kebangsaan Malaysia ini menambahkan, persepsi masyarakat masih dapat berubah. Ia menyarankan agar tim relawan lebih memoles Dino.
"Dan aktif mensosialisasikan program maupun sosok Dino ke publik," tandasnya.
Untuk diketahui, survei Pol-Tracking Institute menempatkan Dino di urutan ke-10 dari 11 peserta dengan perolehan suara 0,2 persen. Kemudian pada Survei Indo Barometer, Dino berada satu tingkat di atas juru kunci, lantaran meraup 0,2 persen.
Sedangkan pada hasil survei Reform Institute, Dino menempati posisi bontot dengan 0,33 persen. Adapun pemenang Konvensi Demokrat dari hasil survei ketiga lembaga tersebut adalah Menteri BUMN, Dahlan Iskan. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Demo Anarkis, Mediator Hubungan Industrial Diperkuat
Redaktur : Tim Redaksi