Layanan pelaporan serangan seksual dan konseling keluarga di Australia, 1800 RESPECT, mengatakan jumlah orang yang mencari bantuan akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) melonjak hampir seperempatnya di bulan Desember dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Melissa (bukan nama sebenarnya) mengaku sejak hubungannya berakhir tiga tahun yang lalu, mantannya telah bersikap mengendalikan dengan tidak membayar santunan anak di setiap bulan Desember.
BACA JUGA: Dokter Australia Operasi Jantung Anak Timor Leste
"Ia tidak memberikan santunan di bulan itu - ia menghentikannya," kata perempuan asal Australia Selatan itu.
Ia juga mengatakan seringkali mantannya seolah berkompetisi dalam membeli hadiah untuk anak-anak.
BACA JUGA: Warga Australia Terdakwa Narkoba di Malaysia Lolos Dari Hukuman Mati
"Jika [ia] tahu apa yang akan akan saya berikan untuk hadiah Natal untuk anak-anak, ia ingin cepat-cepat membeli dan memberikannya yang pertama," katanya.
"[Ia] menggunakan semuanya untuk melawan di akhir tahun karena [ia] tak ingin kita merayakannya dengan cara atau ide kita sendiri."
BACA JUGA: Mitos Pantai Waikiki Hawaii Dibuat Dari Pasir Australia, Benarkah?
Layanan pelaporan serangan seksual dan konseling keluarga di Australia, 1800 RESPECT, mengatakan jumlah orang yang mencari bantuan akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) melonjak hampir seperempatnya di bulan Desember dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Data polisi dari seluruh negara bagian juga mengindikasikan KDRT terjadi lebih tinggi selama musim panas.
"Kami biasanya menerima 1.000 laporan lebih banyak... dibandingkan dengan yang kita terima pertengahan tahun ini," kata seorang pejabat Kepolisian Victoria. Louise Miller Frost, Direktur Eksekutif Pusat Tunawisma di Adelaide
ABC News: Sofie Wainwright
Korban KDRT, seperti Melissa, menyalahkan mantan pasangannya yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah tinggi selama perayaan akhir tahun, untuk menghadapi beberapa masalah yang mereka hadapi.
"Setiap mengkonsumsi alkohol ia akan bertambah parah, dan selama Natal ia minum lebih banyak karena tidak memiliki pekerjaan," Melissa menjelaskan mantannya.Semua orang harus bahagia 'tidaklah realistis'
Penyedia dukungan mengatakan ada juga tekanan dari orang-orang yang mencoba mencapai keharmonisan keluarga selama musim perayaan.
"Benar-benar ada banyak tekanan pada semua orang karena menganggap saat yang tepat bagi semua orang untuk bahagia... dan ini tidaklah realistis," kata Louise Miller Frost, Direktur Eksekutif Catherine House, sebuah pusat tunawisma di Adelaide.
"Untuk hubungan atau keluarga yang sudah di bawah tekanan atau yang sudah mengalami kekerasan, hal ini menyebabkan stress meningkat, mungkin ada masalah keuangan yang biasanya cenderung meningkatkan kekerasan."
Peneliti Sarah Wendt dari Flinders University mengatakan korban terkadang memilih musim liburan sebagai waktu untuk meninggalkan hubungan.
"Perempuan menggunakan waktu itu untuk merefleksikan diri dan pergi dengan aman atau mencoba menciptakan stabilitas," kata Profesor Wendt.
Artikel ini disunting dari sumber aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejarah Manusia Rayakan Natal di Luar Angkasa