Jelang Kenaikan BBM, Stok Bahan Pokok Aman

Senin, 17 November 2014 – 05:13 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengadakan rapat pada hari libur untuk membahas pasokan dan pengawasan bahan pokok strategis. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi menjelang pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

’’Saya kumpulkan kepala dinas perdagangan dari semua provinsi untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar domestik dan suplai bahan pokok. Secara umum, dari laporan mereka, kondisi harga bahan pokok stabil dan pasokan mencukupi. Hanya beberapa yang kita concern seperti harga cabai dan pasokan gas elpiji di Nusa Tenggara Barat dan Aceh,’’ ujar Rachmat setelah rapat koordinasi di Kementerian Perdagangan Minggu (16/11).

BACA JUGA: Ini Penjelasan Menteri ESDM Soal Kontrak Blok Mahakam

Soal gas elpiji, pihaknya berkoordinasi dengan Pertamina serta Kementerian ESDM untuk menambah pasokan ke NTB dan Aceh. Guna mengatasi lonjakan harga cabai di sejumlah daerah, pihaknya menyiapkan beberapa strategi.

’’Untuk cabai ini, memang siklus tahunan. Setiap September sampai Desember memang pasokan seret karena masalah cuaca. Ini perlu diantisipasi,’’ katanya.

BACA JUGA: Menteri ESDM: Kalau Saya Mafia Migas, tak Mungkin Pilih Faisal Basri

Karena itu, pihaknya berharap Kementerian Pertanian bisa mendorong pemanfaatan teknologi agar petani dapat meningkatkan produksi pada September hingga Desember. ’’Kita juga dorong perdagangan antarpulau agar ada distribusi dari daerah yang surplus ke daerah yang minus produksi. Kalau di Jawa bisa pakai kereta api, luar Jawa pakai kapal,’’ lanjutnya.

Pihaknya juga akan menggiatkan aktivitas tim pengawasan barang beredar dengan menggandeng Polri untuk mengawasi pasokan cabai dari petani sampai ke pasar. Sebab, dikhawatirkan terjadi penimbunan.

BACA JUGA: Faisal Basri Dipercaya Pimpin Tim Anti-Mafia Migas

’’Kita juga minta ke Pelindo agar distribusi bahan pokok tidak tertahan di pelabuhan-pelabuhan. Sebab, itu bisa membuat harga naik,’’ tandasnya.

Dirut Bulog Soetarto Alimoeso menyatakan, stok beras Bulog lebih dari cukup, yakni hampir 2 juta ton. Volume sebesar itu diperkirakan bisa menjaga kebutuhan stok beras nasional enam hingga tujuh bulan ke depan.

’’Itu lebih dari cukup karena biasanya kita hanya punya 1,5 juta ton untuk stok nasional. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir terjadi kenaikan harga beras kalau BBM naik,’’ ungkapnya.

Beberapa hari terakhir, Bulog melakukan operasi pasar di sejumlah daerah yang harga berasnya naik. Bulog tidak hanya melakukan operasi pasar untuk beras medium, tetapi juga jenis premium.

’’Dari stok beras yang hampir 2 juta ton tersebut, sekitar 1,7–1,8 juta ton beras medium. Sedangkan yang kelas premium 150 ribu ton. Dengan stok sebesar itu, kita siap operasi pasar beras medium dan premium,’’ tegasnya.

Soetarto menuturkan, kenaikan harga beras akhir-akhir ini tidak disebabkan iklim, tetapi dikarenakan adanya isu kenaikan harga BBM dan ulah spekulan. Pihaknya berharap harga beras kembali stabil setelah Bulog melakukan operasi pasar di daerah yang minus produksi.

’’Stok beras cukup sampai Mei tahun depan. Itu lebih dari cukup. Apalagi Maret sudah ada panen sehingga pasokan kembali banyak,’’ paparnya.

Ke depan, pihaknya minta kembali diberi wewenang mengontrol stok bahan pokok selain beras. Alasannya, harga komoditas akhir-akhir ini sering melonjak karena ulah spekulan.

’’Kita sudah siapkan jaringan distribusi, jaringan pasokan, dan segala hal untuk menjaga stok bahan pokok lain. Saat ini kita hanya ditugasi pemerintah untuk jaga stok beras,’’ terangnya. (wir/c19/oki

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri ESDM Bentuk Tim Anti-Mafia Migas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler