JAKARTA - Apakah Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) benar-benar sakit sejak Jumat (13/08) hingga Minggu (15/08)? Penjelasan resmi dari polisi selalu berubah-ubahMeski akhirnya, setelah Kapolri muncul dalam acara sertijab sejumlah jabatan strategis Polisi Senin (16/08) lalu, humas Mabes Polri baru mengakui kalau pihaknya sempat berbohong
BACA JUGA: Surat Dakwaan Susno Hampir Rampung
Misteri menghilangnya Kapolri dalam beberapa hari terakhir ini semakin mendramatisir suasana menjelang lengsernya BHD Oktober nanti
BACA JUGA: Aulia, Ayin, dan Polycarpus Dapat Remisi
Sembari mengumbar senyum, Kapolri juga mengobral acungan jempol kepada wartawan yang mencecarnya
BACA JUGA: Nanan vs Oegro, Siapa Beruntung ?
Insya Allah sehat," kata BHD sembari terus berjalan menuju pintu keluarBHD terus melontarkan jawaban "tidak tidak? saat ditanya seputar penyakit yang membuatnya terpaksa menunda acara serah terima jabatan di lingkungan PolriSempat terlontar pertanyaan yang berusaha mengonfirmasi kabar bahwa BHD mengalami stroke ringan"Ndak..Ndak..Sudah ya..Makasih ya..Selamat hari kemerdekaan ya..," katanya sembari terus berlalu meninggalkan wartawan. Pengamat sekaligus pengajar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Kombes (pur) Bambang Widodo Umar menilai, kejadian ?menghilangnya? Kapolri selama beberapa hari itu sangat meresahkan internal kepolisian
"Respon dan pola komunikasi internal kepolisian sangat memprihatinkanIni membuat masyarakat semakin kehilangan respek terhadap polisi,"kata Bambang. Alumnus Akpol 1971 itu menyoroti peristiwa Jumat saat sejumlah jenderal sudah berdandan rapi, namun batal dilantik"Mengapa tidak ada sistem delegasiKalaupun Kapolri sakit, mengapa tidak wakilnyaItu boleh saja dari sisi aturan," katanya
Terpisah, anggota komisi III Nasir Djamil juga menyesalkan kejadian menghilangnya Kapolri selama beberapa hariApalagi, kasus itu memunculkan beragam rumorMulai dari Kapolri bunuh diri, Kapolri dimarahi SBY, Kapolri diancam teroris, dan sebagainya
"Model pengelolaan informasi Polri mendesak untuk dievaluasi," kata Nasir yang dikenal vokal terhadap institusi kepolisian ituMenurut politisi PKS itu, model komunikasi seperti Orba yang satu pintu dan menutup-nutupi informasi, akan membingungkan publik"Dia (Kapolri) kan mau pensiun, makanya harus meninggalkan sesuatu yang menimbulkan trust pada publikKalau meninggalkan bom waktu, Polri kewalahan untuk mengembalikannya,"katanya
Kritik lebih pedas disampaikan Direktur Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti, yang melihat kondisi lembaga penegak hukum ini sudah sangat sulit mendapat perhatian masyarakatPolisi yang selama ini dilihat masyarakat masih tetap akan sulit merubahnya ke manajemen sipil.
"Kapolri yang saat ini memang saya nilai kapolri yang terburukTidak visioner dan tidak ada gebrakan yang terbaru untuk mereformasi Polri menjadi lebih memasyarakat," kata Ray yang sempat melaporkan hilangnya Kapolri ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan Senin (16/08) lalu.
Menurut penilaian Ray, Kapolri yang dipimpin BHD hingga hampir di penghujung masa jabatannya tidak banyak menyelesaikan masalah, bahkan meninggalkan banyak masalahTransparansi di tubuh kepolisian yang sebelumnya sudah mulai membaik, kini mulai tertutup lagi.
Dia mencontohkan, kasus Susno DuadjiSebelumnya ada upaya rekayasa kasus dibalik penahanan pimpinan KPK, Bibit-Chandra, yang bukan ditangani SusnoNamun Susno menjadi kambing hitam hingga akhirnya dirinya dicopot dari jabatan KabareskrimHal inilah dalam pandangan Ray, kepolisian kembali tidak transparan.
Perkara korupsi yang diselesaikan juga, dikatakan Ray, semakin mundurHal ini terbukti dengan kesaksian mantan Kabareskrim, Komjen Pol Susno Duadji, yang tidak ditindaklanjutiPadahal bukti-bukti hingga orang-orang yang terlibat sudah disampaikan"Tapi kita lihat sekarang, malah Susno-nya yang dikejar dengan pidanaPerkaranya juga seolah-olah dibuat-buat untuk menjerat dirinya karena telah berani membongkar kebobrokan internal Polri,"katanya(sof/rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Paskibra di Papua Barat Bentangkan Merah Putih Terbalik
Redaktur : Tim Redaksi