Presiden dari sayap kiri yang juga adalah sekutu Presiden Venezuela Hugo Chavez itu, dibangunkan lewat tembakan senapan pada Minggu pagi, serta kemudian ditahan dengan masih mengenakan piyama
BACA JUGA: Irak Rayakan Penarikan Serdadu AS
Peristiwa itu terjadi hanya beberapa jam menjelang digelarnya referendum konstitusional, langkah yang oleh banyak pihak di Honduras dipandang sebagai upaya sang presiden untuk memperpanjang masa jabatannya yang hanya satu periode."Saya ingin kembali ke negara saya," ungkap sang presiden, Manuel Zelaya, memberikan pernyataannya dari Kostarika
Sebuah pesawat militer dilaporkan telah membawa sang presiden ke Kostarika, sementara di ibukota Honduras para personil tentara bertebaran dan siaga di jalan-jalan, lengkap dengan kendaraan militer bersenjata penuh
BACA JUGA: Isu Iran Bakal Hangat di KTT G8
Istana kepresidenan pun telah diambil-alih oleh mereka.Pengambilalihan kekuasaan kali pertama oleh militer dalam 16 tahun terakhir di wilayah Amerika Tengah ini, segera memunculkan reaksi antipati yang meluas di Amerika Latin dan dunia - termasuk dari Amerika Serikat (AS)
Anggota kongres sebelumnya telah mengambil suara sepakat untuk menerima apa yang mereka sebut dengan "surat pengunduran diri Zelaya"
BACA JUGA: Badai Kembali Menerpa Filipina
Bahkan mantan sekutu Zelaya di kongres pun telah ikut menyetujui langkah tersebut dan berbalik menentangnyaRoberto Micheletti, sang pemimpin kongres, yang merupakan anggota Partai Liberal-nya Zelaya, memang tak setuju dengan rencana referendum.Micheletti pulalah yang kemudian diangkat sebagai pengganti sang presidenDalam pengambilan sumpahnya itu, para legislator di gedung kongres pun meneriakkan kata-kata "Honduras! Honduras!"Sementara di luar, di belakang garis pengaman yang dijaga ketat polisi, kelompok penentang dijatuhkannya Zelaya juga hadir dan dengan berani meneriakkan kata-kata "(Kalian) pengkhianat!" (ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Israel Berkeras Kembangkan Pemukiman
Redaktur : Tim Redaksi