BACA JUGA: Kapolri Hanya Tegur Enam Jenderal
Hal tersebut dilakukan lantaran shuttle bus yang disediakan Departemen Agama (Depag) berhenti beroperasi sejak Rabu (2/12)Wartawan Jawa Pos Abdul Muis yang kini berada di tanah suci melaporkan, mayoritas jamaah takut tersesat dan lelah
BACA JUGA: Negosiasi Alot, Lapindo-Warga Capai Kompromi
Sebab, jarak pemondokan dengan Masjidilharam sangat jauh dan kendala komunikasi dengan pengemudi taksi lokal tidak mudahBACA JUGA: Paskah Izinkan Ambil Uang
Jarak tempuh dari maktab pun rata-rata 7-10 kilometer ke Masjidilharam dan memakan waktu lebih dari setengah jam untuk mencapai Kakbah''Jamaah kami malah sejam naik bus ke Al-HaramItu pun tidak semua dapat tempat duduk,'' jelas RMaksum, jamaah dari embarkasi Surabaya asal Gresik
Maksum yang tinggal di sektor 6 dan 7 kawasan Syaukiyah itu bahkan harus berjalan kaki lebih dulu dari maktabnya ke halte busItulah yang membuat mereka harus berpikir ulang jika setiap salat lima waktu harus ke Masjidilharam.
Keluhan senada disampaikan Zaenudin ArifinPembimbing haji reguler asal Jakarta tersebut mengaku sulit membawa jamaahnya yang uzur karena takut tersesatBahkan, untuk menunaikan salat berjamaah, dia dan jamaahnya harus pandai-pandai memilih waktu yang pas
''Gimana kami bisa salat jamaah, kalau setiap pulang dari Masjidilharam harus berebut naik busKasihan yang tua-tua,'' ujar pria beruban itu saat ditemui di pelataran Masjidilharam usai salat isya kemarin.
Abdul Wahab yang membawahkan jamaah asal Sidoarjo menyebutkan, sebagian besar jamaahnya memang bisa menunaikan salat berjamaah di Masjidilharam, meski tidak tepat lima waktuNamun, dia sangat menyesalkan pemerintah yang tidak serius menjadi pelayan tamu Allah''Mereka itu naik haji ingin salat jamaah di MasjidilharamMengapa dicarikan maktab yang jauhnya masa ampun?'' tegas penghuni maktab kawasan Aziziyah itu.
Muhlis Arifin, mukimin asal Pamekasan Madura, heran atas keputusan pemerintah yang menempatkan jamaahnya di ring IIPadahal, biaya sewa pemondokan di ring I seperti di Aziziyah dan Misfalah bisa dijangkau oleh anggaran pemerintah
''Jamaah haji Indonesia itu bayarnya paling mahal di duniaMengapa mereka tinggalnya sangat jauh?'' keluhnya''Mengapa harus kalah oleh jamaah Kenya dan negara Afrika lainnya?'' ungkap pria bergamis itu.
Amiruddin, mukimin lainnya, melihat indikasi adanya permainan di balik penentuan pemondokan tersebutSebab, jamaah Indonesia yang berangkat tahun ini sebenarnya sudah menyetorkan BPIH dua tahun sebelumnya''Semestinya bunga dari setoran Rp 20 juta itu bisa dipakai untuk meringankan beban mereka,'' tegasnya''Mengapa mereka yang bayar mahal dapat fasilitas amat mengecewakan?'' ujarnya.
Tak heran jika Wahab, Maksum, dan Zainudin menuding pelaksanaan haji tahun ini jauh lebih jelek daripada tahun sebelumnya''Kalau tahun kemarin kami kesulitan katering, tahun ini hancur gara-gara jamaah tak leluasa salat berjamaah di Masjidilharam,'' tegas Wahab
Bahkan, Maksum menyebut pemerintah telah menzalimi jamaah haji Indonesia''Mereka ke tanah suci ingin mencari ganjaran yang banyak, tapi pemerintah tidak memberikan kemudahanMalah dipersulitIni zalim!'' ujar pria berjenggot itu.
Dia berani menuding adanya kezaliman tersebut lantaran ada alasan lainJamaahnya yang tinggal di maktab dekat Padang Arafah yang akan dijadikan tempat wukuf itu banyak yang sulit mencari bahan makanan''Di sana tidak ada orang jualanMakanya, saya harus membawa buah-buahan yang banyak dari kota agar mereka tidak kekurangan gizi,'' jelasnya.
Zainudin menilai, dari tahun ke tahun, penyelenggaraan ibadah haji tidak pernah membaikSetiap tahun malah selalu ada saja persoalanDan tahun ini persoalannya amat serius''Kalau korupsi, janganlah di tempat orang-orang yang ikhlas mengeluarkan uang untuk ibadah,'' ujarnya''Kita semestinya meniru pemerintah Arab yang tiap tahun selalu ada perbaikan dalam penyelenggaraan hajiBukan terus semakin rusakApalagi sampai hancur seperti sekarang ini,'' tegasnya
Pemerintah memang tidak tinggal diam dalam menanggapi keluhan tersebutBahkan, tadi malam, Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni memastikan membentuk tim khusus yang bertugas menyelesaikan permasalahan jamaah selama berada di tanah suci
''Kami akan membentuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah jamaah secara tuntas supaya jamaah bisa pulang dalam keadaan sehat dan dapat pengalaman menyenangkan selama di tanah suci,'' ucap Maftuh usai rapat evaluasi penyelenggaraan haji di kantor Teknis Urusan Haji Jeddah kemarin.
Tim itu, menurut dia, dibentuk karena selama ini banyak permasalahan yang muncul dan membutuhkan perhatian khusus, baik yang berhubungan dengan pemondokan maupun transportasi''Mulai masalah sengketa pemondokan, ketersediaan air di pemondokan, maupun masalah transportasi,'' katanya(zul/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPR Ragukan Manfaat Kunker ke LN
Redaktur : Tim Redaksi