jpnn.com, BATAM - Rencananya pembangunan fisik jembatan Batam-Bintan akan dimulai tahun 2019 mendatang.
Jembatan ini nantinya dipastikan akan mendongkrak perekonomian di Kepri khususnya di Batam dan Pulau Bintan.
BACA JUGA: 4 Terdakwa Penyeludup 1 Ton Sabu Dituntut Hukuman Mati
Skema pembiayaannya kemungkinan melibatkan Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta.
"Kita rencanakan pembangunannya akan dimulai sejak 2019 mendatang. Dan ini memang sudah sangat mendesak untuk dibangun. Sangat besar manfaatnya. Untuk skema pembiayaan masih digodok, mana yang terbaik,” ujar penasehat ekonomi Gubernur Kepri, Johanes Kennedy di ruang kerjanya di Panbil Residence, Selasa (30/10).
BACA JUGA: Pengembangan Digital Hub di Batam Tunggu Arahan Pusat
Pembangunan Jembatan Batam-Bintan ini dipastikan tanpa investor dari luar negeri dengan estimasi biaya sekitar Rp 4 Triliun.
Pembangunan jembatan ini nantinya kemungkinan besar akan dilakukan dalam dua tahap. Dan dia berharap tiga atau empat tahun kedepan sudah bisa langsung difungsikan.
BACA JUGA: Penculik Bermodus Tanya Alamat Kembali Beraksi di Batam
"Manfaat sosial ekonominya sangat luar biasa. Ini bukan hanya memperlancar arus orang tetapi arus barang," katanya.
Menurut bos Panbil Group tersebut, investasi jembatan Batam-Bintan ini akan menciptakan pasar bersama di Bintan dan Batam. Dia mempridiksi, dengan hadirnya jembatan Babin, maka jumlah penduduk di Batam dan di Bintan dalam waktu dekat bisa mencapai 3 Juta penduduk.
"Kalau sudah sampai tiga juta penduduk, artinya perekonomian sudah sangat besar di sana. peluang ini yang harus kita tangkap," katanya.
Menurut Johanes Kennedy, pembangunan jembatan Babin ini memang sudah mulai dikaji sejak tahun 2005 lalu dengan lengkap. Tetapi saat ini biayanya masih terlalu mahal. Bahkan dikaji akan dibuat seperti jembatan Barelang yang ada saat ini.
"Artinya kajian untuk pembangunan ini memang sudah sejak dulu. Tapi mungkin baru saat ini terealisasi," katannua.
Fisik jembatan Babin yang akan dibangun ini bukan lebih kepada nilai estetika tetapi manfaatnya yang akan lebih ditonjolkan. Di mana jembatan tersebut nantinya bisa untuk saluran air dan gas.
"Jadi ada fungsi lain yang bisa didapatkan, misalnya mendistribusikan air dari waduk busung ke Batam. Jadi akan sangat luar biasa ini manfaatnya," katanya.
Jembatan Batam – Bintan adalah satu dari 7 megaproyek yang diajukan Kepri untuk dibangun bersama pemerintah pusat. Jembatan ini secara keseluruhan panjangnya sekitar 7 kilometer yang dibagi menjadi 3 bagian.
Pertama adalah Tanjung Kasam ,Batam ke Tanjung Sauh sepanjang 2 kilometer. Kedua adalah tanjung Sauh – Pulau Ngenang sepanjang 400 meter, dan ketiga adalah Pulau Ngenang – Bintan sepanjang 5 kilometer.
"Kita juga sudah melakukan Mou dengan Pelindo, BP Batam, Provinsi dan Panbil beberapa waktu lalu. Kita harapkan bersama tahun depan sudah akan dibangun," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun mengtakan, Batam dan Bintan akan segera terkoneksi dengan jembatan tersebut. Tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua daerah.
"Kita akan mendorong agar pembangunan pelabuhan ini segera selesai. Pada intinya kita siap mendukung penuh," katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu memastikan pihaknya akan membangun Jembatan Batam-Bintan. "Kita sudah sepakati mau kita bangun. Ini perjuangannya Pak Gubernur," katanya.
Menurut Basuki, dia baru mengambil Detail Engineeing Disain (DED) terbaru yang disiapkan Pemprov Kepri. Dari desain itu, kajiannya segera dilakukan. Apalagi dari desain itu, ada hitungan pembiayaan yang cukup besar.
"Saya baru ambil desainnya sekarang," kata Basuki. (ian)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buron 4 Tahun, Terpidana TPPO Ditangkap di Kupang
Redaktur & Reporter : Budi