jpnn.com, BARINGIN - Ratusan warga di Kecamatan Lubukkilangan (Luki), Baringin, Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat, masih terisolasi hingga kini akibat jembatan gantung Baringin rusak diterjang banjir bandang, Jumat (2/11).
Pasalnya, jembatan tersebut adalah satu-satunya akses penghubung antara Kelurahan Kotolalang dengan Kelurahan Baringin.
BACA JUGA: Rombongan Karyawisata Disapu Banjir Bandang, 20 Tewas
Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Minggu (4/11) di lapangan, untuk menuju Kotolalang serta daerah lainnya, warga terpaksa memutar arah melintasi jalan sekitar 40 menit. Sebab, jembatan Baringin, merupakan akses utama warga setempat.
Bahkan warga maupun anak-anak nekat meniti jembatan rusak tersebut demi mempersingkat jarak tempuh. Padahal, di jembatan gantung tersebut telah terpasang garis polisi tanda tak boleh dilalui.
BACA JUGA: Penyaluran BBM dan LPG Tetap Aman di Sumbagut
Jumiati, 37, warga Kelurahan Kotolalang mengatakan, dia dan warga sekitar merasa terganggu akibat rusaknya jembatan gantung tersebut. Sebab ia khawatir anaknya tidak bisa pergi ke sekolah (SDN 19 Lubukkilangan) dan mengaji ke masjid seperti biasanya.
“Terpaksa memutar ke Simpang Gadut lalu ke Simpang Patai menuju ke Kelurahan Baringin di seberang sana. Ya jauh. Bagi yang punya motor bisalah, kalau yang tidak terpaksa tidak masuk sekolah. Biasanya, sebelum jembatan ini rusak, tinggal melewati jembatan ini,” keluhnya.
BACA JUGA: Dua Kabupaten di Sumbar Tanggap Darurat Banjir dan Longsor
Padahal, sebelumnya Jumiati dan warga lainnya merasa senang dengan adanya pembangunan jembatan baru yang menurut rencana akan selesai dalam beberapa bulan ke depan.
Namun, jembatan baru yang pembangunnya sudah mencapai 50 persen runtuh dihondoh banjir bandang, Jumat (2/11). “Dengan kejadian ini, terpaksa kami bersabar menunggu,” ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan Mawardi, 54, salah seorang warga Kelurahan Baringin yang rumahnya berada di pinggir sungai jembatan rusak. Dia berharap jembatan tersebut segera diperbaiki, karena jembatan itu merupakan akses penting warga menuju Bandabuek. Begitu juga sebaliknya warga yang akan menuju Baringin.
“Besok anak-anak mulai sekolah, yang tidak ada motor kalau berani ya terpaksa meniti jembatan rusak ini atau menerjang derasnya air sungai. Kalau tidak anak saya terpaksa tidak masuk sekolah. Kami berharap jembatan ini segera diperbaiki, sekadar untuk dilalui warga dengan berjalan kaki. Sehingga akses warga menjadi dekat, dan tidak perlu lagi memutar dengan jarak tempuh yang lumayan jauh,” harapnya.
Terpisah, Wali Kota Padang, Mahyeldi mengatakan, pihaknya akan segera memperbaiki jembatan gantung tersebut. Sedangkan pembangunan jembatan permanen akan tetap dilakukan.
“Jembatan yang rusak akan kita benahi, PT Semen Padang akan membantu dan kemudian pembangunan jembatan permanen akan tetap dilanjutkan. Karena itu akan menghubungkan beberapa daerah,” tuturnya.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno saat melakukan peninjauan di lokasi kejadian Sabtu (3/11) menyampaikan, jalan keluar untuk jembatan yang rusak di Kelurahan Baringin adalah dengan menarik jembatan besi yang terbawa arus. Targetnya akan selesai Desember mendatang dengan menggunakan APBD Kota Padang.
“Kalau untuk kerusakan jembatan gantung yang berada persis di sebelah pembangunan jembatan baru, saya sudah berkoordinasi dengan PT Semen Padang untuk membantu memperbaiki jembatan gantung tersebut,” jelasnya.
Untuk bantuan logistik, Irwan mengatakan, beberapa pihak telah menyalurkan bantuan berupa makanan, tenda darurat, dan pakaian.
Terakhir, untuk melakukan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Irwan sudah menyurati beberapa kepala daerah di Sumbar untuk mengajak aparat mereka untuk rutin membersihkan hulu sungai sehingga bisa mengurangi kasus banjir bandang.
“Saya akan menyurati kepala daerah se-Sumbar untuk membersihkan hulu sungai karena sebenarnya yang merusak itu bukan banjirnya tapi banjir bandangnya,” tukasnya. (cr29/cr30)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir di Sumut dan Sumbar, Puluhan Orang Meninggal Dunia
Redaktur & Reporter : Budi