Jenazah Kapten Pom Heri Kasmiyadi Jadi ''Saksi'' Pernikahan sang Putri

Pamit Paman, Aku Arep Ngunduh Mantu Lik

Jumat, 22 Mei 2009 – 07:37 WIB

Berniat mengabarkan rencana pernikahan anaknya, Kapten Pom Heri Kasmiyadi Waluyo tewas sebelum misinya terlaksanaDia ikut menjadi korban Hercules C-130 di Magetan, Jatim

BACA JUGA: Para Panutan Keluarga yang Jadi Korban Tewas di Tragedi Jatuhnya

Karena itu, begitu jenazah tiba, sang putri Ria Heriyati langsung dinikahkan di depan peti matinya.


Ridlwan H.-Anggit S., Jakarta

-----------------------------------------

''Bapak..., minta restunya, ya
Bapak..., minta restunya, ya.'' Kalimat itu terus-menerus terucap lirih dari bibir Ria Heriyati, 26, di atas pusara ayahnya, Kapten Pom Heri Kasmiyadi Waluyo

BACA JUGA: KRI Frans Kaisiepo, Kapal Perang Baru TNI-AL di Sabang

Sang suami, Anshor, takzim berjongkok di sampingnya


Sambil memegang papan kayu penanda makam sang ayah, air mata Ria merembes tak habis-habis

BACA JUGA: Bisnis Malam Manado yang Ikut Mendulang Dolar dari WOC-CTI

Anshor tak banyak bicara, namun terus menemani sanga istri.

Satu jam sebelum jasad Heri sampai di pemakaman TPU Bahagia, Ciledug, Tangerang, Ria sempat dinikahkan dengan Anshor di rumah dinas Jalan Dirgantara, Kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta TimurRia dan Anshor mengucap ijab Kabul di depan peti mati sang ayah yang ikut tewas dalam kecelakaan Hercules di Magetan, Jatim.

Meski hanya dalam peti mati, ayahnya menjadi ''saksi'' akad nikah itu''Acaranya lancarHanya setengah jam,'' ujar Redjomulyo, paman Heri yang mengantar di pemakaman

Menurut Redjo, Heri yang berusia 52 tahun memang berniat menikahkan Ria November nanti''Tapi, begitu terjadi kecelakaan, keluarga memutuskan untuk disegerakan akad nikahnya,'' katanya

Pria yang tinggal di Jogjakarta itu menceritakan, sebelum berangkat terbang pada Rabu pagi (20/05), Heri sempat menghubungi keluarga''Dia bilang sedang ada dinas ke Magetan, sekalian akan mengabarkan soal rencana pernikahan putri pertamanya itu,'' katanya

Heri berencana turun di Lanud Iswahjudi, MagetanLalu, dia akan menuju Surabaya''Ada beberapa saudara yang tinggal di sanaLalu, juga akan mampir ke Jogjakarta,'' katanya

Namun, musibah datang sebelum semua rencana itu terlaksana''Adik Heri, namanya Budi, juga dinas di TNI-AU di BandungDia yang pertama mengabari,'' katanya

Ria sempat shock dan histeris mendengar kabar itu''Setelah tenang, keluarga memutuskan akad nikah disegerakan,'' katanya

Sebagai wali dalam pernikahan itu adik Ria, ArifSaksinya, Budi dan seorang dari kerabat besan''Mas kawinnya seperangkat alat salat,'' katanya

Anshor sendiri tampak tegar saat mengucap ijab kabul di depan peti mati mertuanya''Lancar, dalam satu tarikan napas,'' kata Redjo

Saat ijab kabul diucapkan, Ria menangis keras''Tapi tidak lama, bisa ditenangkan oleh ibu dan saudara-saudaranya,'' ujarnya

Anshor adalah seorang pegawai Pertamina yang tinggal di Rawamangun, Jakarta TimurPemuda 27 tahun itu kemarin menolak halus saat Jawa Pos akan mewawancarai''Maaf, saya mau berdoa dulu,'' kata pemuda yang kemarin mengenakan baju koko berlambang majelis zikir SBY Nurussalam itu

Menurut Redjo, Heri sangat bersemangat ingin menikahkan putrinyaSebelum berangkat pagi itu, dia sempat bepamitan kepada Redjo''Aku arep ngunduh mantu Lik...(Saya akan menikahkan anak, Om..., Red)Kewajiban orang tua itu tuntas kalau sudah bisa ngunduh mantu,'' kata Redjo menirukan telepon dari Heri sebelum kecelakaan terjadi

Selama 45 menit, sejak pukul 11.15, Ria tak beranjak dari makam sang ayahDia juga menggeleng saat wartawan hendak meminta wawancara''Tolong ya, Mas, kami sedang bersedihJangan diganggu dulu,'' kata sang suami, Anshor

Kesedihan juga merebak di keluarga pilot Hercules Mayor Danu SetiawanDi baris kedua di tanah makam yang masih basah itu terlihat sejumlah orang yang khusyuk berdoa di atas pusaraDi situlah perwira kelahiran 1974 itu beristirahat selama-lamanya

Sejumlah mantan tetangganya yang pernah tinggal di Perumnas Depok II juga turut mengantar kepergian DanuMereka masih mengingat kedatangan Danu sebulan laluMeski sudah lama berpindah alamat di Kompleks Halim, Danu masih menyempatkan diri mengunjungi mantan tetangga-tetangganya

Di atas pusara, istri Danu, Pamela, tampak terpakuWajahnya kusut, matanya sembabDi sampingnya, anak pertamanya, Arya Dewangga, 4, berusaha menenangkan perasaan ibunya''Mas kuat Ma..., tenang, Mas kuat Ma...,'' kata Arya polosIbunya yang berdiri di sebelahnya membalas polah anaknya ituBerkali-kali wanita 30 tahun itu mengelus rambut anaknya''Tenang ya Mas, tenang....,'' ucapnyaAdik Arya, Alissa, juga tak menangisBalita tiga tahun itu malah asyik memainkan botol air minum mineral di gendongan seorang perwira kolega Danu

Pamela seperti tak mau beranjak dari pusara suaminyaDia terus berdoa di peristirahatan terkahir suaminya itu''Waktu mau berangkat, dia (Danu) mengucapkan sayang kepada saya,'' tuturnyaNamun, dia mengatakan tak mendapatkan firasat apa pun terkait kepergian suaminya itu.

Sebelum prosesi pemakaman militer tersebut, Wapres Jusuf Kalla juga menyempatkan melayat ke rumah Danu Setyawan di Jalan Rajawali, Kompleks TNI-AU Halim PerdanakusumaJK melayat ke rumah pilot Danu sebelum kunjungan kerja ke Jawa Tengah.

Kehilangan Anak dan Cucu

Musibah jatuhnya pesawat Hercules di Magetan menyisakan luka mendalam bagi keluarga pasangan Muhyin Efendi dan Endang SulisminingsihSebab, tragedi itu menyebabkan mereka kehilangan anak dan cucunya, Lemy Muhandiningrum, 33, dan Ardhya Bagus Rochman Mochendra, 8

Dua cucu Muhyin yang lain juga menjadi korban dan mengalami luka seriusMereka adalah Anggun Putri Auria Rochmaningrum, 4, dan Angga Buana Kusuma Dirgantara, 14 bulanKeduanya kini dirawat di RSUD dr Soedono, Madiun

''Mau bagaimana lagiDitangisi, semua tidak akan kembali,'' ucap Muhyin dengan kalimat terbata-bata saat ditemui di rumahnya, Desa Malang, Maospati, Magetan, kemarin.

Jika Muhyin tampak tegar, tidak demikian halnya dengan sang istriWanita paro abad lebih itu tak kuat menahan tangis

Sejak awal musibah terjadi, keluarga Muhyin memang terus berusaha tabahNamun, ketika melihat tayangan televisi, tangis mereka sering pecah''Gambarnya begitu jelasBagaimana pesawatnya hancurKami membayangkan bagaimana kondisi anak dan cucu kami saat itu,'' ungkapnya.

Kabar jatuhnya pesawat Hercules bak petir di siang bolong bagi Muhyin dan EndangSebab, rencananya, Lemy hendak berbagi kebahagiaan dengan keluargaNamun, yang datang justru berita duka''Mereka mau liburanAnak saya memang biasa pulang ke sini naik HerculesSelama ini nggak ada masalahTapi, kami terus berusaha tegar,'' ucap Endang yang kemarin mengenakan jilbab merah.

Ibu tujuh anak itu masih terkenang komunikasi terakhir dengan sang anak, LemyKetika hendak berangkat dari Jakarta ke Magetan, Lemy meminta untuk dijemput di Lanud IswahyudiDia ingin membawa anak-anaknya berlibur ke Magetan''Dia menelepon pukul 04.50,'' ujarnya.

Asep Dedi Rochman Suharna juga mengalami guncangan hebat atas kematian Lemy dan ArdhyaSebab, selama ini keduanya yang mengisi hari-hari anggota TNI-AU ituAsep adalah suami Lemy sekaligus ayah Ardhya

Apalagi, dialah orang yang terakhir bertemu dengan korban sebelum meninggalKetika hendak berangkat melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Asep mengantarkan sang istri dan ketiga anaknya dengan bus.

Ketika hendak naik pesawat, Lemy mencium tangannyaKemudian, sang istri berpesan agar Asep menghubungi orang tuanya di Magetan''Yah..telepon ibu ya?'' ucap Asep menirukan kata-kata terakhir sang istri.

Dua jam setelah mengantarkan sang istri, Asep mengalami kecemasan yang luar biasaKetika menghidupkan handy talkie (HT)-nya, dia mendengar pesawat Hercules jatuh di MagetanDia lantas bertanya kepada kesatuannya, TNI-AU''Ternyata yang jatuh adalah pesawat yang ditumpangi istri dan anak saya,'' kata Asep.

Musnah sudah kebagiaan yang dibinanya selama sembilan tahun dengan sang istriSemua menjadi kenangan''Sebelum meninggal, malam harinya kami bercanda terusTernyata keesokannya pesawatnya jatuh,'' ujarnya sambil memegang foto istri dan anaknya.

Asep juga terkenang sang putra sulung Ardhya yang selama ini begitu senang dengan pesawatNamun, burung besi itu juga yang menjadi penyebab kematian buah hatinya''Ada satu keinginan Ardhya yang belum terkabulDia ingin dibelikan PlayStation 2,'' ucap Asep dengan tubuh belepotan lumpur setelah memakamkan istri dan anaknya(hafid/dwi ana/jpnn/kum/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Tahanan Bareskrim Mabes Polri, Bertemu dengan Figur-Figur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler