jpnn.com - JAKARTA – Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, memuncaki posisi teratas sebagai calon presiden berlatar belakang militer berdasarkan hasil survei Segitiga Institute.
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Muradi menilai ini seolah menjawab kerinduan publik atas calon pemimpin berlatar belakang militer.
BACA JUGA: Pahitnya, Kalau Proyek Kereta Cepat Ini Gagal, BUMN Kita Jadi BUMN of China
Namun demikian, kata Muradi, harus dipahami hasil survei itu belum menggambarkan bahwa kerinduan tersebut bagian dari kekecewaan publik atas kinerja kepemimpinan sipil yang baru berjalan kurang dua tahun.
“Bagaimana bisa menganggap kepemimpinan sipil tidak cukup baik, manakala pemimpinnya terus bekerja," ujar Muradi kepada JPNN, Selasa (2/2).
BACA JUGA: Mbak Puan Minta Pemda Cekatan Jemput Bekas Gafatar di Penampungan
Ia menjelaskan, dalam perspektif politik, hasil survei tersebut menggambarkan anomali politik yang tidak mengikat atas dinamika politik yang ada.
Dengan kata lain, lanjut Muradi, survei tersebut adalah bagian ketidaksabaran publik atas atas dinamika politik yang ada selama ini.
BACA JUGA: Diduga Selewengkan Dana Bansos, Puluhan Anggota DPRD Kalsel Diadukan ke KPK
Sehingga pendekatan yang dilakukan dengan menegaskan kerinduan publik atas kepemimpinan politik berlatar belakang militer lebih berbasis pada latar belakang masa lalu.
Dia mengatakan latar belakang masa lalu lebih banyak mengedepankan perspektif keamanan di atas pengembangan pembangunan partisipatif-populis yang menjadi basis kepemimpinan politik sipil yang lebih banyak melibatkan publik.
“Secara faktual, demokrasi di Indonesia memberikan kesempatan pada semua pihak dengan latar belakang apapun untuk berkontestasi dalam pemilihan, baik di tingkat lokal maupun nasional,” katanya.
Hal itu juga menegaskan demokrasi substansi yang dianut ini berpijak pada penguatan atas dukungan publik yang menjadikan latar belakang dan rekam jejak profil dari calon pemimpinnya lebih baik.
“Dan publik merasakan secara langsung, bukan sekedar citra yang ditampilkan," ujarnya.
Dengan kata lain, menguatnya Gatot Nurmantyo sebagai figur yang paling diinginkan publik karena latar belakang militer untuk maju sebagai capres 2019 harus membuktikan tiga hal.
Pertama, Gatot juga harus membuktikan kepemimpinan dan kinerjanya dapat lebih baik dan dirasakan tidak hanya oleh anggota TNI tapi juga publik. Kedua, Gatot harus diuji secara kepemimpinan dalam survei yang terbuka dengan sejumlah figur elit politik lainnya, termasuk dengan Jokowi yang kemungkinan besar maju kembali pada pilpres 2019 mendatang. Ketiga, Gatot harus juga mampu menarik minat partai politik untuk mengajukan namanya sebagai capres pada 2019 mendatang.
“Sebagaimana diketahui bahwa peraturan memang menegaskan calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik dan atau gabungan partai politik,” kata Muradi.
Dengan membuktikan tiga hal tersebut, maka peluang Gatot akan makin terbuka untuk maju sebagai salah satu capres 2019.
Hal ini juga membuktikan bahwa survei yang dilakukan tersebut bukan sebatas pada kerinduan atas figur pemimpin berlatar belakang militer. "Bukan semata karena romantisme yang tidak berbasis realitas politik," tegas Muradi.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Kebut Persiapan 10 Destinasi Wisata Setara Bali
Redaktur : Tim Redaksi