Jenderal Tito Karnavian: Itu Instruksi Saya

Selasa, 17 Juli 2018 – 07:19 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: Zaim Armies/Jawa Pos

jpnn.com, DEPOK - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan ke seluruh jajaran Polri untuk menangkap sekaligus mengungkap jaringan kelompok terorisme seluas-luasnya. Akhirnya, dibuat Satgas Antiteror di setiap Polda.

”Pelaku, inspirator, ideolog, pendukung, dan pemberi dana semua ditangkap. Itu instruksi saya,” tegasnya saat ditemui di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, Senin (15/7).

BACA JUGA: PascaBom Surabaya, Tito Klaim Sudah Tangkap Ratusan Teroris

Lebih lanjut Tito menjelaskan, jaringan kelompok teror di Surabaya, Jogja, dan Indramayu terhubung. Untuk Surabaya dan Indramayu merupakan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), sedangkan di Jogja itu merupakan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK). ”JAK ini mendukung JAD,” tuturnya.

Sejak terjadi aksi di Surabaya, saat ini telah ditangkap sekitar 200 orang terduga teroris. Sebanyak 20 diantaranya meninggal dunia karena melawan saat ditangkap.

BACA JUGA: Bom Surabaya Buka Gerbang Polisi Ungkap Jaringan Terorisme

”Setiap ancaman terhadap masyarakat dan petugas bisa diantisipasi dengan kekuatan yang mematikan. Kelompok teror ini melakukan serangan yang mengancam nyawa, maka tidak salah bila dihadapi dengan kekuatan yang mematikan pula,” tegasnya.

Untuk kejadian penerobosan Mapolres Indramayu, apakah istri pelaku yang bernama Hasanah terlibat? Dia menjelaskan, sesuai UU Antiterorisme yang baru, dapat dilihat apakah istri pelaku ini mengetahui rencana aksi teror atau malah mengetahui pembuatan bom di rumahnya.

BACA JUGA: Lagi, Densus Bekuk Terduga Pelaku Bom Panci Indramayu

”Dengan UU (Antoterorisme yang) baru, tanpa ikut-ikutan tapi mengetahui suaminya mengikuti kelompok teror dapat diproses. Atau ditahan selama 200 hari,” paparnya.

Sementara pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan bahwa aksi teror memang harus digagalkan. Namun, jangan sampai menggunakan kekerasan yang berlebihan, terutama saat pelaku teror telah tertangkap.

”Kekerasan pascapenangkapan itu hanya akan meningkatkan kemungkinan aksi teror terjadi dan dilakukan mantan napi kasus terorisme,” paparnya.

Sebaiknya, perilaku manusiawi harus dijalankan terhadap para pelaku teror yang telah tertangkap. Sehingga, mereka tidak semakin brutal dan membenci pemerintah. ”Kalau bisa tentu ikut program deradikalisasi,” ujarnya. (idr/syn/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Giliran Jenderal Tito Didukung Jadi Cawapres Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler