Memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia, keluarga dituntut memiliki kesabaran ekstraMelalui para penderita yang tergabung dalam KPSI, bisa didapat informasi penanganan yang tepat.
AGUS WIRAWAN, Jakarta
TIAP berada di luar kota dan sang kakak tertua menelepon, Adi Nugroho langsung tahu, pasti ada "pembunuh" suruhan CIA yang membuntuti
BACA JUGA: Ogah Latih Klub Indonesia, Janji Kembali Lagi
Sebab, itulah yang memang selalu dikatakan oleh sang kakakPenjelasan panjang lebar Adi bahwa kekhawatiran tersebut sama sekali tidak benar pasti bakal dibantah dengan sengit oleh sang kakak
BACA JUGA: Kaget Saat Dicalonkan sebagai Ketum PSSI
Jadilah adik-kakak itu beradu argumen yang berbuntut tuduhan "serius" bahwa Adi telah disusupi CIABACA JUGA: Berkunjung ke Pabrik Pembuat Kantong Darah Kawasumi di Thailand
Sudah sepuluh tahun lamanya Adi dan keluarga harus hidup dengan "dikelilingi" agen-agen badan intelijen Amerika Serikat rekaan sang kakak yang tak disebutkan namanya ituPara agen tersebut bisa menyamar menjadi apa sajaMisalnya, tukang bakso, abang ojek, atau petugas meteran listrik
Diakui sang kakak, "informasi" itu mulai didapat melalui suara-suara aneh di telinganya"Sering dia mengatakan ada suara yang seolah-olah membisikkan sesuatu ke telinganya," ujar Adi.
Perubahan perilaku tersebut mulai tertangkap saat sang kakak kehilangan pekerjaan satu dekade silamAwalnya, Adi mengira ada makhluk-makhluk tak terlihat atau gaib yang berbicara kepada kakaknyaMaklum, sejak muda sang kakak gemar berurusan dengan masalah klenik dan paranormal
Namun, lama-kelamaan bisikan-bisikan yang diucapkan oleh kakaknya yang kini menduda itu semakin tidak bisa dinalarPuncaknya terjadi ketika kakaknya mengaku diincar para agen CIA sehingga tak berani keluar rumah sampai tiga bulan
Baru setelah browsing di internet dua tahun lalu, Adi ngeh dengan yang dialami sang kakakRupanya, kakak Adi tersebut menderita skizofreniaKarena itu, sang kakak sulit membedakan antara dunia nyata dan imajinasi.
Mengutip Wikipedia, skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul karena ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otakPada penderita skizofrenia ditemukan penurunan kadar transtiretin atau prealbumin, yang merupakan pengusung hormon tiroksin.
Sering penyakit itu diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa rangsang pancaindra)Tetapi, salah besar kalau menyebut gangguan kejiwaan tersebut sebagai gila, seperti yang kerap disalahpersepsikan tak sedikit masyarakat selama ini.
Penderitaan tentu saja tak hanya dirasakan oleh si penderita yang seperti hidup dalam dua duniaOrang-orang terdekatnya jugaItu pula yang selama ini dialami Adi dan keluarga
Hampir setiap hari Adi dan keluarganya harus mendengarkan omong kosong tanpa isi dari kakaknyaPembicaraan yang sangat lama, rutin, dan tiada arti itu pun kerap memancing emosi sehingga berujung pertengkaran fisik
Apalagi, keluarga sudah berusaha susah payah memberikan pengobatan, mulai yang rasional hingga irasional, tetapi tanpa hasilBahkan, di depan dokter atau penyembuh, kakaknya bisa berbohong dengan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja
"Kakak saya juga tetap bekerja selama ini, tapi berganti-gantiNggak ada yang tahu bahwa ada yang salah dengan diaHanya keluarga yang tahu," ucap Adi
Film Beautiful Mind (2001) yang memenangi empat penghargaan Academy Awards juga menggambarkan dengan jelas hal tersebutBagaimana Alicia Nash, yang diperankan dengan sangat baik oleh Jennifer Connelly dan mengantarkannya meraih Oscar, harus jatuh bangun mendampingi sang suami, John Nash, yang genius, tetapi menderita skizofrenia
Berkat kesetiaan dan kegigihannya, John Nash, yang di film itu diperankan oleh Russell Crowe, menjadi pemenang bersama Nobel Ekonomi 1994 dengan Reinhard Selten dan John Harsanyi
Di Indonesia sudah ada organisasi tempat para penderita skizofreniaKeluarga para penderita juga bisa saling berbagi di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) ituLewat KPSI pula, Adi menemukan penguat semangatSebab, ternyata banyak keluarga lain yang juga harus menjalani hal sama
Maya (bukan nama sebenarnya), misalnya, yang mengaku bersuami seorang penderita skizofreniaAkibat gangguan kejiwaan itu, pernikahan mereka yang kini sudah sepuluh tahun berada di ambang perceraian"Suami saya tidak mau mengakui penyakitnya, apalagi berobat ke psikiaterMenurut dia, gejala itu disebabkan guna-guna teman sekerjanya," tutur Maya
Padahal, sebagai seorang dokter, Maya mengetahui secara pasti bahwa gejala-gejala yang ditunjukkan oleh sang suami jelas mengarah ke skizofreniaDari luar, sang suami memang terlihat seperti orang normal pada umumnyaNamun, pada saat tertentu, muncul pikiran dan pembicaraan yang aneh gara-gara halusinasi."Inteligensinya juga tidak turunTapi, untuk tipe lain, memang berbeda-beda gejalanyaIntinya, kita harus sabar," tutur perempuan 34 tahun itu.
Seorang penderita skizofrenia, MRaharja, 35, mengakui bahwa gejala halusinasi seperti itu jamak terjadiDia juga sering mendengar suara-suara berbisik pelan seperti yang dialami kakak Adi
Bisikan itu bermacam-macam, kadang menyakitkan dan tak jarang pula mengejekHal tersebut sering membuat emosi bergejolak tak menentuKadang penderita marah, kadang tertawa sendiri"Malah pernah saya dibuat seolah merasa sebagai utusan Tuhan yang bisa menyembuhkan orang lain," ungkap dia.
Respons dari halusinasi itu berbeda-beda, bergantung si penderitaJika bertipe pemarah, si penderita akan meluapkan emosi dengan membabi buta karena merasa terancam dengan situasi tertentuSementara itu, penderita yang bertipe penyabar hanya bisa ketakutan atau menjauhkan diri dari orang lain"Saya biasanya mengunci diri di kamar sambil mendengarkan lagu yang relaxingItu cukup meredakan," tegasnya
Bagus Utomo, pendiri KPSI, menyarankan, anggota keluarga yang menunjukkan gejala-gejala skizofrenia harus segera diperiksakan ke dokterSebab, banyak pihak yang masih menganggap penyakit itu nonmedis sehingga upaya penyembuhannya melalui paranormal dan lainnya"Waktu yang terbuang untuk bergulat dengan kondisi akut membuat jeda panjangPenyembuhannya harus menggunakan obat-obatan," tegasnya.
Pria berusia 37 tahun itu menuturkan berpengalaman menangani kakaknya yang menderita skizofrenia selama 15 tahunPekerjaan guru STM yang dulu dijalani kakaknya hampir tak mungkin ditekuni lagi
"Inilah PR (pekerjaan rumah, Red) terbesar kami sekeluargaKami harus berpacu dengan waktuMumpung orang tua masih ada, harus segera memandirikan Mas Bayu (nama sang kakak, Red)," ucap dia.
Bagus menyatakan pernah berpikir bahwa perjuangannya akan sia-sia karena dirinya dan adik-adiknya juga harus mulai memikirkan masa depan masing-masingTetapi, selama masih ada waktu, dia bakal terus berusaha
"Bila suatu saat harus kalah, saya tidak akan menyerah begitu sajaSaya harus menang di pertempuran lainSaya harus membantu keluarga-keluarga lain," tegasnya.
Dengan terbentuknya KPSI, anggotanya yang berjumlah sekitar 4 ribu orang kini bisa berbagi informasi tentang cara menangani penderita skizofreniaSebab, anggotanya bukan saja para keluarga, melainkan juga para penderita
"Ada penderita skizofrenia anggota KPSI yang bekerja sebagai dosen, teknisi, akuntan, dan lain-lainKakak saya sekarang sudah bekerja lagi sebagai sopir angkot," jelas Bagus(*/c11/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Orang Bermusik Angklung di Amerika, Pecahkan Rekor Dunia
Redaktur : Tim Redaksi