jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Parmadina, Herdi Sahrazad mengatakan kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak bisa hanya dilihat dari sisi ekonomi. Masalah lain yang juga tidak kalah penting dan strategisnya adalah dampak politik dari kenaikan harga BBM tersebut.
"Kalau harga BBM dinaikkan, saya ingatkan pemerintahan Joko Widodo nantinya jangan hanya menghitung secara ekonomi. Kalkulasi juga dampak politiknya karena efek yang ditimbulkan secara politik akan lebih besar," kata Herdi Sahrazad, saat acara diskusi di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (8/9).
BACA JUGA: SBY Diminta Tolak UU Pilkada
Secara ekonomi lanjutnya, dampak negatif kenaikan BBM bisa dihitung secara riil. Tapi ketika dampak tersebut bias kepada ratusan juta rakyat Indonesia karena termiskinkan oleh kenaikan harga BBM tersebut, menurut Herdi, bisa merusak bulan madu pemerintahan Jokowi dengan rakyatnya sendiri.
"Tiga bulan pertama mestinya kan bulan madu pemerintahan Jokowi dengan rakyat. Kalau tiba-tiba harga BBM naik, bisa-bisa legitimasi Jokowi nyungsep," tegasnya.
BACA JUGA: Posko Layanan Informasi CPNS Sudah Terima 500 Pengaduan
Hingga saat ini menurut dia, Jokowi masih saja disibukkan oleh rencana menaikan harga BBM. Sementara apa yang akan dilakukan sebagai kompensasi terhadap masyarakat yang termiskinkan akibat kenaikan harga BBM faktanya belum ada.
"Jika memang sudah ada, pastikan kompensasi tersebut tidak harus ditebus dengan nyawa sebagaimana yang terjadi dengan bantuan langsung tunai (BLT), dimana sebagian rakyat harus meninggal karena antre," ungkapnya. (fas/jpnn)
BACA JUGA: JK Anggap Kurangi Subsidi Itu Mudah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berekening Gendut, PNS Batam Sudah 5 Tahun Dipantau PPATK
Redaktur : Tim Redaksi