jpnn.com, JAKARTA - Pengurus pusat forum Guru Lulus Passing Grade Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (GLPGPPPK) Nuriah, S.Pd., mengatakan kesabaran peserta prioritas satu (P1) sudah di titik terendah. Mereka tidak bisa lagi dibujuk dengan alasan apa pun.
"Kami menunggu janji Pelaksana tugas (Plt.) Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Prof Nunuk Suryani direalisasikan," kata Nuriah kepada JPNN.com, Minggu (12/2).
BACA JUGA: Kritik Pedas Guru Lulus PG Seleksi PPPK untuk Pemerintah, Maaf, Jangan TersinggungÂ
Pada 3 Februari, Prof Nunuk menyampaikan bahwa pengumuman hasil seleksi PPPK guru 2023 rencananya dilaksanakan pada pekan ketiga atau keempat.
Masalahnya per 8 Februari, data peserta P1 sampai P4 dan hasil seleksi belum diserahkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ke Badan Kepegawaian Negara (BKN). Sementara itu, data tersebut dibutuhkan BKN untuk diolah hasilnya dan diumumkan kepada publik.
BACA JUGA: Setahun Nasib Guru Lulus PG 2021, Sebegini Gaji & Tunjangan PPPK yang Lenyap, Pilu
"Kami beri tenggat waktu sampai pekan ketiga. Jika sampai pekan ketiga, maka pekan keempat kami demo besar-besaran," tegasnya.
Sebenarnya, kata Nuriah, Prof Nunuk telah meminta meminta guru lulus PG yang notabene P1 untuk tidak demo lagi. Namun, mereka terpaksa demo untuk menuntut kejelasan.
BACA JUGA: Info Terbaru dari BKN soal Jadwal Pengumuman PPPK Guru, P1 hingga P4 Bisa Panas DinginÂ
Nuriah menegaskan kalau hanya berdiam diri, maka prosesnya akan lebih lama. Mereka ingin Panselnas terbuka apa sebenarnya yang terjadi.
"Kami akan datangi Kemendikbudristek dan KemenPAN-RB," serunya.
Nuriah menyampaikan makin lama diundur pengumumannya, korban kian banyak. Guru honorer disodorkan dengan informasi yang bikin resah.
Selain itu, oknum-oknum tertentu telah memanfaatkan guru honorer demi kepentingan pribadi maupun kelompok.
"Belum digaji, tetapi guru honorer sudah jadi sasaran oknum-oknum tidak bertanggung jawab," ucapnya.
Bu Nuri, sapaan akrab guru cantik ini menambahkan, sejak awal ada klarifikasi Kemendikbudristek soal alasan penundaan pengumuman PPPK ini, memang ada kejanggalan. Aneh, kalau dibilang ada formasi kosong, sedangkan P3 jumlahnya sangat banyak.
"Saya malah mengira kelebihan yang lulus kok, bukannya malah ada formasi kosong," ucapnya.
Namun, saat itu guru lulus PG sebagai P1 masih berbaik sangka dan penuh harap optimalisasi itu diperuntukkan bagi 65.954 orang (P1, red) yang belum dapat penempatan.
Yang jadi pertanyaan, kata Nuri, bagaimana bisa ada optimalisasi, padahal hasil seleksi dan data pesertanya belum diserahkan kepada BKN untuk diolah.
Nuri menyampaikan mereka memang tidak mengerti teknisnya, tetapi sebagai orang awam, alasan ada optimalisasi dan fakta datanya belum masuk ke BKN sangat tidak berkesesuaian.
"Kami sudah setahun lebih menunggu, jangan diobok-obok terus," seru Nuri.
Dia menyampaikan setiap mereka membuka matanya yang dilihat adalah portal SSCASN BKN dan guru PPPK Kemendikbudristek. Sayangnya, status di dua portal tersebut masih tetap sama seperti posisi 2 Februari.
Tanggal yang bikin ratusan ribu guru honorer menangis karena penundaan pengumuman PPPK guru. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad