jpnn.com - JAKARTA - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) bertajuk "Publik Membutuhkan Presiden yang Tegas: Capres TNI Lebih Diminati", yang dirilis di Jakarta, Minggu (29/6), menyatakan jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, maka Prabowo Subianto-Hatta Rajasa akan menjadi presiden dan wakil presiden.
Elektabilitas pasangan yang diusung Gerindra, PPP, PAN, PKS, Golkar dan PBB, itu mengungguli Joko Widodo-Jusuf Kalla.
BACA JUGA: Tindakan Cepat TNI AD Dipuji
"Saat LSN menanyakan, pasangan mana yang akan dipilih seandainya pilpres dilaksanakan hari ini (saat survei dilakukan), sebanyak 46,6 persen responden memilih Prabowo-Hatta. Yang memilih Jokowi-JK hanya 39,9 persen," kata Peneliti Utama LSN Dipa Pradipta dalam paparan hasil survei.
Secara umum, Dipa menambahkan Prabowo-Hatta unggul atas Jokowi-JK di Indonesia bagian barat, atau wilayah-wilayah berpenduduk padat. Sedagkan Jokowi-JK banyak dipilih di Indonesia bagian timur yang akumulasi jumlah pemilihnya tidak begitu besar.
BACA JUGA: Klaim Menang Telak Tanda Khawatir Kalah
Hanya saja, kata Dipa, responden yang belum bisa memutuskan memilih pasangan mana (undecided voters), sebesar 13,5 persen.
"Dengan demikian, untuk memenangkan pilpres 9 Juli 2014, baik Prabowo-Hatta maupun Joko Widodo-JK, harus mampu merebut hati pemilih yang tergolong undecided voters yang jumlahnya sekitar 13,5 persen," ujarnya.
BACA JUGA: Jokowi Janjikan BBM Murah Untuk Nelayan
Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakri menyatakan peluang kedua pasangan untuk menang sama besar apalagi jika bisa merebut undecided voter 13,5 persen ini. Pada umumnya, ia menjelaskan, undecide voters adalah mereka yang terdidik, dan melek informasi, dan kebanyakan menunggu debat capres selesai. "Kalau Jokowi bisa ambil semua (13,5) persen maka kemungkinan menang," katanya. Tapi, lanjut dia, kalau Prabowo yang sekarang unggul tapi tak bisa merebut undecided voters, maka bisa kalah.
Dalam survei itu juga diketahui bahwa 80 persen respoden setuju kombinasi capres berlatar belakang TNI dan cawapresnya sipil. "Hanya 15 persen yang menjawab tidak setuju dan sisanya menjawab tidak tahu," kata Dipa lagi.
Sedangkan 64,5 persen responden setuju dengan capres dan cawapres dari kalangan sipil. Sedangkan 30,5 persen mengaku tak setuju dan lima persen lainnya tidak tahu.
Selain itu masyarakat juga butuh capres tegas. Sebanyak 32,4 persen lebih menyebut capres yang tegas, merakyat 20,5 persen, sederhana 12,3 persen, jujur 12,1 persen dan cerdas 10,6 persen.
Peneliti Utama LSN, Gema Nusantara mengatakan quick survei ini digelar 22-26 Juni 2014 di 34 Provinsi di Indonesia. Adapun yang menjadi responden adalah 1070, yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara berjenjang. Margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jual Gus Dur, Elektabilitas Prabowo-Hatta Susah Naik
Redaktur : Tim Redaksi