jpnn.com, JAKARTA - DPP PAN menunda pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang semula dijadwalkan 6-7 Agustus 208. Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno mengatakan, penundaan tersebut disebabkan alasan teknis, karena permintaan sejumlah DPW PAN.
"Ada permintaan dari beberapa ketua wilayah di sejumlah provinsi yang meminta tambahan waktu untuk melakukan rapat pleno dan memberikan rekomendasi ke DPP," kata Eddy kepada Jawa Pos.
BACA JUGA: Tunda Rakernas, PAN Galau?
Meski ditunda, DPP memerintahkan kepada seluruh ketua dan sekretaris DPW untuk mempersiapkan diri menghadiri Rakernas jika surat pemberitahuan berikutnya dikirimkan.
Eddy menyebut, dengan sisa waktu pendaftaran bakal calon presiden dan calon wakil presiden yang hanya hitungan hari, Rakernas PAN tetap digelar pekan ini. "Kami mundurkan sedikit, mudah-mudahan hanya 1-2 hari saja," ujarnya.
BACA JUGA: Eks Danjen Kopassus Ini Anggap Kubu Prabowo Kedodoran
Rakernas PAN yang seharusnya dibuka Senin (6/8) memiliki dua agenda. Agenda pertama adalah mendengarkan laporan daerah terkait proses pencalonan di pemilu legislatif. Kedua, penyampaian rekomendasi daerah terkait pilpres. Agenda kedua itu dinilai penting karena saat ini PAN tengah aktif dalam koalisi yang digalang bersama Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat.
Meski begitu, PAN selalu menegaskan bahwa kepastian koalisi akan diputus di Rakernas. Eddy membantah bahwa pemunduran jadwal Rakernas terkait dengan dinamika koalisi, yang masih alot membahas cawapres.
BACA JUGA: PAN Realistis soal Poros Ketiga
Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago melihat ada kemungkinan faktor lain lain penundaan Rakernas PAN. Pangi menilai PAN masih mencari celah untuk membangun poros ketiga. Dalam hal ini, celah itu bisa saja muncul saat Joko Widodo maupun Prabowo Subianto mengumumkan cawapres masing-masing.
"Jika saat closing ada deadlock di koalisi Prabowo dan Jokowi, kemungkinan akan hidup kembali poros ketiga," kata Pangi kepada Jawa Pos.
Pangi menilai, PAN maupun PKS sampai saat ini terlihat ngotot memperjuangkan cawapresnya. Jika duet Prabowo dengan Agus Harimurti Yudhoyono terbentuk, PAN dan PKS kemungkinan melirik potensi keluarnya salah satu parpol pendukung Jokowi.
BACA JUGA: Deklarasi Relawan #2019GantiPresiden Terganjal Izin Lokasi
"Poros ketiga hidup jika ada PKB," kata Pangi. Kombinasi ketiganya bisa menghasilkan 135 kursi atau melebihi batas minimal 20 persen presidential threshold, atau 112 kursi. (bay/lum/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jleb, Sindiran PKB untuk Koalisi Pendukung Prabowo
Redaktur & Reporter : Soetomo