Jimat Pesugihan, Bersemedi di Gunung Kawi Malang

Jumat, 13 Januari 2017 – 08:55 WIB
Jimat Pesugihan, Bersemedi di Gunung Kawi Malang. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Pada era multimedia manusia tak lepas dari alat komunikasi handphone, yang terbaru dengan layanan 4G.

Namun, Donjuan, 57, warga Lidah Kulon ini menolak peradaban moderen yang serba menggunakan jaringan internet.

BACA JUGA: Ibu Kejam, Uang Susu Anak Dibelikan Jam Tangan

Dia lebih percaya dengan jimat yang mampu menyalurkan energi jaringan dua kali lipat lebih kuat.

Umi Hany Akasah - Radar Surabaya

BACA JUGA: Nasib Istri yang tak Pernah Menikmati Malam Pertama

Si Donjuan memang lebih familier dengan tradisi-tradisi klenik. Bapak tiga anak itu yakin bahwa teknologi moderen seperti handphone maupun jaringan internet itu bisa membuat keburukan dan kesengsaraan.

”Jadul itu (pakai handphone,Red). Yang gaul itu pakai jimat. Tidak hanya bisa menembus dunia Eropa tapi dunia ketiga di alam ghaib,” kata Donjuan.

BACA JUGA: Ampun, Tak Kuat Hinaan Mertua

Kakek dua cucu itu memang berbeda dengan manusia umum lainnya. Tampilannya bak dukun dengan puluhan akik di jari jemarinya.

Belum lagi lengan­lengannya yang penuh gelang model etnik terbuat dari kayu, daun-daunan, dan anyaman.

Usut punya usut, ternyata seluruh akik dan gelangnya adalah jimat yang ia buat sendiri.

”Jimat ini bisa menembus dunia manapun. Biasanya saya buat sendiri, tapi ada pula yang beli kemudian saya ’isi’,” jelas Donjuan di sela­sela gugatan cerai istri keenamnya, Karin, 40 di Pengadilan Agama (PA), klas 1 A Surabaya, Kamis (12/1).

Donjuan menceritakan kisah pembuatan jimat yang ia percayai mampu membuatnya bisa melihat dunia asing dan dunia lain.

Untuk membuat satu jimat khusus ia harus bersemedi di gua atau tempat pertapaan yang cukup sepi.

Misalnya, untuk jimat pesugihan ia akan bersemedi di Gunung Kawi Malang. Sedangkan untuk jimat penolak balak ia bersemedi di Gunung Penanggungan, Pasuruan.

”Ritualnya sulit sekali. Saya bisa menghabiskan waktu di sana minim seminggu, kadang tiga bulan,” jelasnya.

Dengan jimat­jimat yang dipakai, Donjuan berprinsip tidak akan menggunakan teknologi apapun.

Ia merasa damai dan nyaman tanpa melihat televisi maupun menggunakan handphone.

Menurut ia, Donjuan bisa melihat dunia lain ketika bersemedi. Ia juga bisa mengetahui perasaan orang lain ketika ia memakai jimat.

”Energi jimat yang saya pakai itu kuat. Kalah mah teknologi moderen-­moderen gitu,” tegasnya.

Meski demikian, Donjuan mengaku tetap update pengetahuan tentang isu bangsa dan negara lewat media koran.

”Membaca itu bisa mengetahui dimensi dunia lain. Masak pakai internet saja yang bisa. Kurang gaul tuh anak muda sekarang,” katanya.

(no/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curahan Hati Istri yang Terabaikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler