BACA JUGA: 208 BLK Dibangun, Pusat Harapkan Pemda Berpartisipasi
Menurut Ketua Tim Penasehat Presiden yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Assiddiqie, ini pula yang kemudian membuat pergerakan kaum perempuan untuk mengakuisisi dan mengambil hak-haknya, semakin menyeruak ke permukaan.Bahkan menurut Jimly, pengenalan dan edukasi mengenai hak yang dijamin secara konstitusional itu, belakangan (menjadi) sangat dominan untuk kaum hawa
BACA JUGA: Biarkan Waktu Menguji Keputusan Sri Mulyani
Namun justru, kaum laki-laki harus mendapatkan edukasi lebih mengenai hal tersebut, agar memberikan ruang dan porsi dalam pemenuhan hak-hak kaum perempuan itu."Pemahaman kesetaraan itu juga harus diberikan kepada laki-laki, karena laki-laki juga yang memberikan perlakuan salah pada perempuan," ujar Jimly, dalam lokakarya Komisi Nasional (Komnas) Perempuan tentang Hak Konstitusi, di Lumire Hotel, Senen, Jakarta, Rabu (19/5).
Namun demikian, kata Jimly pula, kesetaraan itu juga sebenarnya harus disikapi dengan arif
BACA JUGA: KPK Tindak Lanjuti Pengakuan Risco
Menurutnya, harus dilihat kapasitas masing-masing, sehingga kesetaraan itu bisa dilakukan secara proporsional"Misalnya, orang berbeda tingkatannya, diberikan perlakuan yang samaItu tidak adil (namanya)," imbuhnya.Sebagai contoh, Jimly menyebutkan bahwa porsi kesetaraan antara orang berpendidikan misalnya, dengan mereka yang tak mengenal bangku sekolah, itu tak bisa disetarakan namun harus dilihat secara proporsionalContoh lainnya soal proporsionalitas itu, ujar Jimly lagi, dapat dilihat pada beberapa sektor yang lebih efektif jika dipegang oleh gender tertentu"Seperti pendidikan yang lebih efektif dilakukan kaum perempuan, dan buruh kapal yang lebih elegan jika dilakukan oleh kaum laki-laki," ungkapnya(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Johny Allen Bantah Kenal Risco
Redaktur : Tim Redaksi