BACA JUGA: Dinilai Biasa, Hidayat Nurwahid Tidak Hadir
Tadi malam, utusan SBY telah bertemu dengan elite PKS, sedangkan hari ini, Jusuf Kalla (JK) akan bersilaturahmi dengan MegawatiDua pertemuan penting itu bakal menjadi titik awal skema koalisi
BACA JUGA: Sanksi Parpol Akan Dibahas
Kedatangan Partai Demokrat ke kandang PKS sarat dengan spekulasi bahwa mereka akan membangun aliansi permanenBila PKS dan PD bertemu di Kantor DPP PKS di Mampang, Jaksel, JK dan Mega akan melakukan pertemuan di tempat netral
BACA JUGA: Baru 86 Persen Surat Suara Dicetak
Ketua umum Golkar dan ketua umum PDIP itu akan bertemu di sebuah rumah di Jalan Imam Bonjol Nomor 66, Jakarta Pusat, yang memang sering disewakan untuk berbagai keperluan."Tahap awal sengaja dilakukan di tempat netralSemata-mata supaya lebih enak," kata Sekjen PDIP Pramono Anung kepada pers di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (11/3)Turut hadir dalam jumpa pers itu Ketua DPP Partai Golkar Burhanudin Napitupulu
Menurut Pram --panggilan akrab Pramono Anung-- pertemuan Mega-JK itu akan menegaskan adanya keinginan besar kedua parpol untuk membangun pemerintahan yang kuat dan stabilTidak seperti pemerintahan saat ini, ungkap Pram, yang cenderung tidak stabilAkibatnya, timbul high cost politics dan tensi politik yang juga tinggi.
"Kalau PDIP bersama-sama Golkar, kekuatan parlemen bisa 86 persenBahkan, kalau menggunakan asumsi di tingkat I dan II (DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, Red), mencapai 76 persenBagaimanapun, ini kekuatan riil," bebernya.
Secara blak-blakan, Pram menyindir pemerintahan SBYMenurut dia, tanpa support Partai Golkar, SBY sebenarnya tidak akan bisa berbuat optimalSebab, suatu kebijakan yang diputuskan di level pusat memerlukan dukungan parlemen dan jaringan pemerintahan di daerah agar bisa berjalan"Kalau tidak ada Golkar, (pemerintahan SBY, Red) seperti lame duck (bebek lumpuh, Red)," kata Pram.
Dia juga kembali menegaskan bahwa pertemuan Mega-JK belum sampai menyentuh persoalan capres-cawapres"Belum bicara bagi-bagi jatah, rotinya saja belum adaYang penting, dalam menghadapi pemilu tidak perlu tegang-tegang," ujarnya, lantas tertawa.
Dalam pertemuan hari ini, Megawati akan didampingi Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (BP Pemilu) PDIP Tjahjo Kumolo, dan Pramono Anung sendiri.
Sedangkan Jusuf Kalla akan didampingi Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono, dan Sekjen DPP Partai Golkar Soemarsono"Pertemuan ini bersejarah bagi kedua parpolSebab, sejak Pileg 2004, belum pernah kedua petinggi parpol ini bertemu secara formalKalaupun silaturahmi, seperti Lebaran 2007, konteksnya pribadi," kata Pram.
Burhanudin Napitupulu menyampaikan, Golkar memang sangat mendambakan munculnya pemerintahan yang kuatSebab, menurut dia, tak ada artinya menang mayoritas di pilpres, namun parlemennya tidak dominan"Jadi, cuma menang dipilih rakyat, tapi selalu digoreng parlemen," katanya.
Mungkinkah koalisi PDIP-Golkar, mengingat pencapresan Mega sudah harga mati bagi PDIP, sedangkan JK juga berniat maju sebagai capres? "Kita akan bicara lagiPaling tidak, mau duduk bersama dulu di tingkat pimpinanSemua skenario bisa terjadi," jawab Burnap --panggilan Burhanudin Napitupulu.
Ada kabar bahwa pertemuan itu merupakan rekayasa Burnap? "Etika politiknya, semua kebijakan parpol tentu harus didiskusikan dan sepersetujuan Ketum (Jusuf Kalla, Red) duluTidak mungkin pribadi," tandasnya
Tak Ingin Putus Silaturahmi
Hari ini, Megawati dan Jusuf Kalla, dua pucuk pimpinan parpol besar di Indonesia, menggelar silaturahmi politikPertemuan di tempat netral itu diiringi spekulasi politik bahwa keduanya bersiap-siap berkoalisi untuk memenangkan pilpres
Munculnya spekulasi bakal lahir koalisi Merah-Kuning (PDIP-Golkar) itu disebabkan JK sudah mendeklarasikan diri maju sebagai capres, berpisah dengan SBY yang resmi dicalonkan oleh Partai DemokratDi sisi lain, Mega juga sedang mencari pasangan dalam membangun koalisi kuat untuk mengalahkan SBY
JK, wakil presiden yang juga ketua umum Partai Golkar itu, mengungkapkan, selain silaturahmi antar pemimpin partai, dirinya membawa misi pribadi dengan MegaDia ingin memutus tradisi permusuhan para mantan presiden dengan presiden yang menggantikannya
"Dalam perpolitikan, kita boleh saja berbeda sikap, boleh berbeda pandangan dalam hal apa pun, tapi tidak boleh putus hubungan, putus silaturahmiKarena itu, seminggu yang lalu, saya ketemu dengan PKS dan PPPBesok, insya Allah, saya akan ketemu dengan Megawati," ujar JK saat menghadiri diskusi Agenda 23 Partai Golkar di DPP Golkar, Jl Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta, Rabu (11/3).
JK tidak menginginkan adanya perang dingin antara pemimpin nasionalDia menilai putusnya hubungan silaturahmi para pemimpin dan mantan pemimpin nasional di masa lalu tidak perlu ditiruJK mencontohkan bagaimana Presiden Soekarno tidak saling bicara dengan penggantinya, Soeharto
Demikian pula Soeharto yang tidak bertegur sapa dengan Habibie dan Megawati yang tak berkomunikasi dengan SBYJK juga tidak ingin terulang lagi perang dingin segitiga para pendiri bangsa, yakni antara Soekarno, Hatta, dan Sjahrir
"Saya bilang, kita harus putus apa yang terjadi selama iniApa pun perbedaan pendirian kita, silaturahmi pribadi harus tetap berjalanSupaya kalau di belakang hari ada perbedaan, gampang kita selesaikanJangan sampai kita mencontoh apa yang terjadi di Thailand, Filipina, dan Malaysia," tegasnya(pri/noe/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mega-JK Tak Bicara Capres-Cawapres
Redaktur : Tim Redaksi