jpnn.com - JAKARTA - Jusuf Kalla dinilai lebih cocok menjadi Dewan Pertimbangan Presiden untuk tetap memberikan nasehat berbangsa dan bernegara tanpa harus terlibat langsung di dalam pemerintahan.
"Beliau sangat bagus memantau jalannya pemerintahan dari jauh," kata Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Faisal Nurdin Idris saat dihubungi wartawan, Selasa (29/4).
BACA JUGA: Putusan Rudi Sebut Sutan Terima Dolar untuk Lebaran
Jusuf Kalla diharapkan memahami pentingnya proses kaderisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nantinya akan ada generasi baru yang masuk dalam pemerintahan.
Sementara itu, Koordinator Aksi Gerakan Mahasiswa untuk Indonesia Bangkit Ahmad Ghufron mengatakan, desakan tersebut memang sengaja dikondisikan oleh pihak tertentu.
BACA JUGA: Satu Bupati jadi Tersangka Pidana Pemilu
Pihak ini menginginkan agar JK bersedia mendampingi salah satu capres. "Itu sudah massif, terutama di twitter. Para cukong itu yang menggerakkan," kata dia saat menggelar aksi di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).
Padahal, lanjut Ghufron, desakan tersebut tanpa disadari telah menghina JK dalam kapasitasnya sebagai guru bangsa. Apalagi usia JK saat ini sudah di atas 70 tahun. "Kami prihatin. Pak JK bagi kami adalah mantan wakil presiden yang bersih tanpa cacat. Beliau adalah negarawan," ungkapnya. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Warga Toba Samosir Laporkan Marzuki Alie ke KPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingin jadi PNS, Guru Bantu Harus Ikut Tes
Redaktur : Tim Redaksi