jpnn.com - SLEMAN - Kongres XV GP Ansor akhirnya resmi dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Kamis (26/11).
Pembukaan kongres tersebut ditandai dengan pemukulan gong oleh JK, yang didampingi Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, Gubernur DIJ Sultan Hamengkubuwono X dan pengasuh ponpes Sunan Pandanaran KH Mutasim Billah.
BACA JUGA: Masinton Bocorkan Hasil Pertemuan Tertutup Komisi III DPR
Dalam sambutannya, JK mengingatkan organisasi tersebut untuk mendukung perekonomian negara. Salah satunya dengan menjadi pelaku industri untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan dan membuka lapangan kerja.
"Di Indonesia, pesantren sudah banyak, masjid dan musala sudah banyak. Tapi kita kekurangan toko, kebun, perdagangan. Padahal itu salah satu caranya untuk memakmurkan masyarakat," ujar JK.
BACA JUGA: AIR MATA BUAYA: Sudah Terungkap, Ketua PTUN Medan Baru Menyesal
Pria asal Makassar itu khawatir, umat Islam yang masih berada di garis kemiskinan akan hijrah ke negara lain karena menganggap negeri sendiri tidak mampu memberikan kemakmuran. Dia mencontohkan masyarakat Syria yang memilih hijrah ke Jerman dan warga Libya yang bergeser Prancis. Karena itu, ia meminta umat Islam tanah air untuk semakin giat mengembangkan ekonomi kreatif.
"Kenapa mereka pindah? Karena negara di sana lebih makmur, merasa lebih terlindungi," ujarnya.
BACA JUGA: Cabang GP Ansor yang Tak Punya Usaha, Tak Memiliki Suara dalam Kongres
Diakuinya, umat Islam sangat taat menghadiri berbagai acara zikir bersama. Tapi jarang menghadiri kegiatan yang menambah wawasan seputar ekonomi, industri dan perdagangan.
"Saya sering menghadiri zikir, banyak sekali orang. Sampai tengah malam. Tapi kalau zikir soal perindustrian, harusnya ramai juga. Jangan hanya jaga keamanan, tapi jaga juga supaya pasar-pasar ramai berdagang," tutur Ketua Dewan Masjid Indonesia tersebut, yang langsung disambut tawa ribuan anggota GP Ansor. (flo/riz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masinton: RJ Lino Lakukan Kebohongan Sistematis, Kok Bisa?
Redaktur : Tim Redaksi