JK Tetap Bela N7W

Bukan Bangkrut, Tapi Dilikuidasi

Kamis, 10 November 2011 – 05:05 WIB

SURABAYA - Polemik keabsahan Yayasan The New 7 Wonders (N7W) of The World makin meruncingPernyataan Duta Besar Indonesia di Swiss Djoko Susilo yang menuding bahwa yayasan milik Bernard Weber itu pernah bangkrut menuai reaksi

BACA JUGA: Manajemen Freeport Arogan, Papua Bergolak

Pihak N7W kini menyiapkan langkah hukum terkait pencemaran nama baik.

Hal itu disampaikan Duta Komodo M
Jusuf Kalla ketika berkunjung ke redaksi Jawa Pos, Rabu (11/9)

BACA JUGA: MA Tolak Bubarkan Pengadilan Tipikor Daerah

Dia mengaku dihubungi pihak N7W terkait pernyataan Dubes yang menyudutkan yayasan tersebut
"Bukan bangkrut tetapi dilikuidasi untuk menyesuaikan badan hukumnya," ujar mantan wakil presiden itu.
     
Tidak hanya itu, JK juga melakukan pengecekan sendiri terhadap keberadaan yayasan tersebut

BACA JUGA: 2014, Laporan Keuangan 262 Pemda Harus WTP

Namun, sumbernya berbeda dengan yang disebutkan Djoko Susilo yakni situs Comerciall Federal Register (CFR)JK merujuk situs berbahasa Jerman www.moneyhouse.ch yang menginformasikan daftar data perusahaan di negara Eropa, termasuk Swiss.
     
JK sendiri tampaknya begitu yakin jika N7W memang kredibel menyelenggarakan kegiatan promosi keajaiban duniaYang membuat pengusaha asal Watampone ini yakin ialah N7W pernah menyelenggarakan promosi keajaiban dunia pada 2000 - 2007Kala itu keajaiban dunia yang ditangani N7W adalah kategori man made alias buatan manusia.
     
"Bahkan di tahun 2007 silam mereka membuat acara pengumuman pemenang di Lisbon PortugalBintang tamunya kelas dunia, ada Jennifer Lopez dan Cristiano Ronaldo," ujarnyaKetika itu pengumuman 7 kejaiban dunia man made dilakukan 7 Juli 2007 (7-7-2007)
     
Oleh karena itu, JK yakin N7W tidak akan hit and run usai mengumumkan tujuh keajaiban dunia baru kategori naturalSejumlah orang memang selama ini ada yang menyangsikan eksistensi N7W pasca pengumuman nominasi pada 11 November besok.
     
Dalam kesempatan sama JK juga menjelaskan terkait permintaan uang yang dilakukan N7WVersi dia hal itu bermula ketika Maret 2010 N7W menawarkan ke Indonesia untuk menjadi host pengumuman nominasiKetika itu pihak N7W menawarkan fee USD 7 jutaVersi pemerintah ketika itu nilai fee-nya USD 10 juta.
     
Dari situ pihak Kemenbudpar mengirimkan surat resmi bahwa Pemerintah Indonesia bersedia menjadi tuan rumahSeorang pejabat di Kemenbudpar bahkan mengatakan soal biaya tidak masalah sebab DPR disebut menyetujui hal tersebut

Selain itu Kemenbudpar juga sudah menunjuk tiga penyelenggara swastaNah, setelah disurvey dan dianggap layak, pada Oktober 2010 panitia N7W meminta down payment (DP) sebesar USD 3 jutaSejak adanya permintaan DP itu, JK menyebut Kemenbudpar tidak ada jawaban apapun
     
"Dari situ kemudian berkembang isu N7W minta uangJika tidak diberikan TNK (Taman Nasional Komodo) akan didepak, padahal permintaan uang itu dilakukan untuk DP atas kesediaan Indonesia sebagai host acara pengumuman," jelasnya.
     
Dalam kesempatan itu JK juga mengkonfirmasi terkait tudingan uang Rp 600 juta yang dihasilkan ketika sms masih bertarif Rp 1000/smsMenurut JK, ketika sms bernilai Rp 1000, suara yang masuk hanya 20 ribu smsArtinya uang yang dihasilkan hanya sekitar Rp 20 juta
     
Bukan satu juta SMS seperti yang disinggung pengamat telematika UIN Syarif Hidayatullah Abimanyu P.K WachjoewidayatMeski Abimanyu berdalih data tersebut berasal dari ucapan JK sendiri saat tampil di salah satu tv swasta untuk mempromosikan Komodo, dia mengelaknya(dim/ken/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Wajibkan Menteri Konpers Tiap Hari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler