jpnn.com, TUBAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban tampaknya harus segera mengambil sikap dalam memutuskan kebijakan merger atau penggabungan sejumlah sekolah dasar (SD) yang kekurangan murid.
Sebab, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran (tapel) 2017-2018, kondisinya semakin memprihatinkan.
BACA JUGA: Sekolah Hanya Dapat Empat Siswa Baru, Dua Absen
Jangankan bertambah, jumlah siswa yang diterima semakin merosot. Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, tidak sedikit SD yang hanya menerima satu murid.
Misalnya SDN Kembangbilo, Kecamatan Tuban; dan SDN Sumurgeneng I, Kecamatan Jenu.
BACA JUGA: Demi Allah, Jangan Buat Saya Menggigil, Pak
Pada hari pertama masuk sekolah Senin (17/7), sekolah-sekolah tersebut hanya mendapat tambahan satu siswa masing-masing.
Memprihatinkan. Hanya satu siswa dalam satu kelas. Lebih banyak kursi kosong.
Kondisi yang tidak jauh berbeda dialami SDN Bejagung I, Kecamatan Semanding.
BACA JUGA: Lah, Satu Kelas Isinya Hanya Tiga Siswa Baru?
Sekolah yang dalam beberapa tahun terakhir kembang kempis itu hanya mendapat empat murid baru.
Berdasar informasi yang diperoleh wartawan koran ini, kondisi sejumlah SD yang mengalami krisis murid beberapa tahun terakhir ini sama.
Tidak banyak murid yang diterima. Hanya, data pastinya masih menunggu hasil rekap dari disdik setempat.
Bahkan, ada sekolah tanpa pendaftar alias nol siswa baru. Yakni SDN Kaliuntu, Kecamatan Jenu.
"SDN Kaliuntu ini sebenarnya sudah lama tidak menerima murid. Tapi, statusnya memang belum tutup," ujar Kepala Bidang TK/SD Disdik Tuban Witono.
Dia menambahkan, hingga kemarin petang pihaknya masih mendata satu per satu sekolah yang mengalami krisis murid.
Saat disinggung soal kebijakan merger, Plt Kepala SMPN 3 Tuban itu belum bisa memberikan kepastian.
Sebab, kebijakan penggabungan sekolah tersebut harus melalui sejumlah proses. (tok/ds/c11/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tas Anak Dilakban hingga Dipaku Demi Tempat Duduk di Kelas
Redaktur & Reporter : Natalia