Jokowi Bagikan Empat Kartu Sakti di Batam, Kalau Dipakai Beli Pulsa, Ini Akibatnya

Minggu, 21 Juni 2015 – 21:04 WIB
Presiden Joko Widodo membagikan empat kartu sakti untuk masyarakat Kelurahan Sambau, Minggu (21/6).

jpnn.com - NONGSA - Presiden Joko Widodo membagikan empat kartu sakti untuk masyarakat Kelurahan Sambau, Minggu (21/6). Yakni, Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), dan Kartu Asistensi Sosial bagi Penyandang Disabilitas (KASPD). 

Sebanyak 1.419 warga mendapat KIS, 496 anak mendapat KIP, 379 kepala keluarga mendapat KKS, dan 21 penyandang disabilitas mendapat KASDP.

BACA JUGA: KPK Ingin Cekal Bupati Musi Banyuasin

"Jumlah total pemilik Kartu Indonesia Sehat se-Indonesia itu sekitar 84 juta jiwa, Kartu Indonesia Pintar 20 juta anak. Dan Kartu Keluarga Sejahtera mencapai 16 juta," tuturnya.

Manfaat yang diberikan setiap kartu berbeda-beda. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menjelaskan, setiap pemegang KKS akan mendapatkan uang sebesar Rp 200 ribu per bulan. Uang itu akan dibayarkan tiga bulan sekali. 

BACA JUGA: Terancam Dicopot, Menteri Gobel Keluarkan Empat Jurus

Pemegang kartu dapat mengambilnya sekaligus atau sedikit demi sedikit. Menteri Puan memastikan uang tersebut tidak akan hilang. Selama, kartu itu masih ada di tangan.

Sementara bagi pelajar pemegang KIP akan mendapatkan dana bantuan yang akan dikirimkan secara langsung ke rekening masing-masing sekali dalam setahun. Besarnya berbeda-beda menurut jenjang sekolah. 

BACA JUGA: Pantaskah Sutiyoso jadi Calon Tunggal Kepala BIN?

Siswa SD akan menerima sebesar Rp 450 ribu setahun. Siswa SMP-sederajat menerima Rp 750 ribu. Dan siswa SMA-SMK-sederajat akan menerima uang sebesar Rp 1 juta per tahun. 

Nah, untuk pemegang kartu disabilitas, jumlah uang yang akan diterima setiap bulannya sebesar Rp 300 ribu. Pemerintah akan mengirimnya per empat bulan. Yakni, sebesar Rp 1,2 juta.

"Kartu-kartu ini pasti akan bermanfaat untuk Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu," ujarnya lagi. 

Pemerintah, kata Menteri Puan, akan terus melakukan monitoring. Apabila masyarakat ketahuan mempergunakan dana dari kartu tersebut untuk keperluan yang tidak seharusnya, kartu itu akan dicabut kembali.

KIP, misalnya. Hanya boleh dipergunakan untuk membeli keperluan sekolah. Seperti buku-buku, seragam, dan alat tulis. Presiden Jokowi juga mewanti-wanti para pelajar untuk tidak mempergunakan uang dari kartu itu untuk kepentingan yang lain.

"Hati-hati. Jangan dipakai beli pulsa. Kalau ketahuan beli pulsa, cabut nanti," ujarnya.

Dana bantuan untuk kartu-kartu tersebut merupakan pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Jokowi mengatakan, sebelumnya, sebanyak 80 persen subsidi BBM jatuh pada orang yang salah. Yakni, pada pemilik kendaraan-kendaraan mewah. 

"Makanya, sekarang dialihkan untuk pelajar, kesehatan dan disabilitas," tambah Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lagi. 

Jokowi memastikan pemegang KIS akan mendapatkan layanan kesehatan layaknya pasien lain. Dengan catatan, tidak mempergunakannya langsung ke rumah sakit. Melainkan, melalui puskesmas. Nanti, puskesmaslah yang akan memberikan rujukan ke rumah sakit, apabila diperlukan.

Pembagian kartu ini disambut baik oleh masyarakat setempat. Siti Jareah, misalnya, mengaku bersyukur bisa mendapatkan kartu tersebut. Ia mendapatkan dua kartu, KKS dan KIS. Ini artinya, terbuka peluang baginya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. 

Wanita berumur 64 tahun itu memiliki penyakit asam urat. Setiap kali kambuh, ia hanya bisa memeriksakan kondisnya ke Polindes. Ia harus membayar sebesar Rp 5 ribu setiap kali berobat.

"Kalau obat yang dikasih habis, kumat lagi kaki-kaki ini," ujarnya.

Selama ini, ia tinggal bersama anak semata wayangnya di Kampung Tua Teluk Mata Ikan. Kondisi keuangan yang terbatas membuatnya tak banyak menuntut ke anaknya. 

"Sekarang dah dapat kartu ini rasanya lega. Bisa berobat," sambungnya. 


Resah Tak Dapat Kartu

Jumlah kartu yang dibagikan kala itu nyatanya belum mencakup seluruh warga. Masih ada beberapa warga yang belum mendapatkannya. Mereka resah tak mendapat kartu.

"Kami ini warga tempatan sini. Masa' kami tak dapat?" kata Syamsiah, warga Kavling Nongsa.

Syamsiah bahkan harus menerobos masuk untuk dapat duduk bersama warga undangan. Namun, tetap saja, hingga akhir acara pembagian, ia tak mendapatkan kartu. Begitu juga yang dialami Haerani dan Saturiah. Semuanya sudah berusia lanjut, 55 tahun ke atas.

"Makanya, saya tadi minta bersalaman dengan Pak Jokowi. Saya langsung bilang kalau saya tidak dapat," ujarnya.

Wali Kota Batam Ahmad Dahlan menenangkan, jumlah kartu yang dibagikan belum final. Berpegang pada data beras miskin, ada 2.366 masyarakat yang layak mendapatkan kartu kesejahteraan sosial (KKS). Yang dibagi saat ini hanya 379 keluarga.

"Semua pasti dapat. Tapi menyusul," ujarnya. (ceu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Harus Lakukan Ini Agar Tragedi 98 tak Terulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler