Jokowi Bahas Budi Daya Kratom saat Rapat Kabinet, Ini Targetnya

Jumat, 21 Juni 2024 – 09:41 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di Istana Kepresidenan, Kamis (20/6). Foto: dokumentasi Biro Pers Istana

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya mengembangkan budi daya tanaman kratom di Indonesia.

Hal itu telah dibahas dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (20/6).

BACA JUGA: Pertama Kali, Ekspor Tepung Kratom Langsung dari Bandara Supadio Pontianak ke Belanda

Rapat tersebut berfokus pada pembahasan potensi budi daya kratom di Indonesia, sebagai langkah untuk meningkatkan nilai ekonomis dan kualitas produksi tanaman.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah akan segera mengatur regulasi terkait budidaya kratom di tanah air.

BACA JUGA: Kementan Serahkan Tanda Daftar Varietas Mangga Keraton Yogyakarta

“Saran kami nanti mungkin kalau ini regulasinya sudah diatur mungkin kita budi dayakan ke depan supaya nilai ekonomisnya, kualitasnya, dan seterusnya bisa meningkat,” ucap Andi dalam keterangannya, Kamis (20/6).

Menurut dia, saat ini harga kratom turun drastis karena banyak faktor mulai dari kualitas, distribusi dan seterusnya.

BACA JUGA: Dorong Ekspor Indonesia, Menko Airlangga Kunker ke Rusia

Andi menjelaskan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengatur kratom di bawah naungan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan membentuk korporasi.

Melalui korporasi tersebut, diharapkan kualitas dan kontinuitas produksi kratom dapat terpenuhi sebagai syarat utama untuk meningkatkan ekspor dan kesejahteraan petani.

“Kalau ada koperasi yang mengelola ini kita korporasikan sehingga kualitasnya terjamin, kuantitasnya terjamin, karena itu syarat untuk ekspor,” tuturnya.

Dia menambahkan mereka uga membahas tentang prospek ekspor kratom yang saat ini di pasaran telah menurun cukup drastis menjadi 2 hingga 5 dolar per unit, dari sebelumnya mencapai 30 dolar.

“Kita tunggu, nanti begitu regulasinya sudah ada, budidayanya insyaallah mudah, kenapa? Karena harganya baik, harganya bagus, pernah mencapai 30 dolar,” tambah Andi. (mcr4/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler