jpnn.com, GARUT - Presiden Jokowi kembali mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan dan menjaring informasi yang bertebaran di media sosial (medsos).
Sebab, menurut Jokowi, media sosial di Indonesia sangat kejam, banyak informasi bohong alias hoaks bertebaran.
BACA JUGA: Orang Dalam Istana Curigai Anies Mulai Incar Pilpres 2019
“Presiden negara lain sering tanya ke saya bagaimana medsos di Indonesia. Saya jawab di Indonesia medsos kejam banget,” ujar Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri rapat koordinasi Pesantren Muhammadiyah se-Indonesia di Pondok Pesantren Darul Arqam, Cilawu, Kabupaten Garut, Selasa siang (17/10).
.
Jokowi mencontohkan mengenai foto hoaks dirinya yang bersebelahan dengan DN Aidit (pimpinan Partai Komunis Indonesia) yang tengah berpidato.
Padahal pidato tersebut terjadi tahun 1955. “Tahun 1965 saat PKI dibubarkan, saya masih balita. Masa balita PKI?” katanya.
BACA JUGA: Perampok Bagi-bagi Gantungan Kunci di SPBU, Masih Percaya?
Jokowi berharap keberadaan pesantren bisa memberikan pemahaman kepada santri dan masyarakat tentang informasi hoaks.
Pembangunan berkarakter yang harus diberikan kepada masyarakat untuk mengatasinya. “Jika sudah ada pembangunan karakter tak akan mengubah budaya yang telah dimiliki bangsa,” ucapnya.
BACA JUGA: Presiden Jokowi: Aman Kalau Pegang Ini
Menurut Jokowi, berbagai informasi hoaks yang ada di medsos harus diwaspadai. Jika dibiarkan bisa mempengaruhi generasi penerus bangsa.
“Pola komunikasi sosial kita berubah. Adanya gawai mengubah pola interaksi sosial yang ada. Makanya harus ada pembangunan karakter,” katanya.
Jokowi juga mengingatkan kepada pimpinan-pimpinan pondok pesantren Muhammadiyah bahwa Indonesia merupakan negara besar.
“Mumpung bertemu dengan pimpinan pesantren Muhammadiyah dari seluruh Indonesia, mohon diingatkan pada masyarakat, Indonesia adalah negara besar, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,” katanya.
Jokowi mengaku besarnya Indonesia selalu disampaikannya pada negara-negara lain sejak dirinya dilantik menjadi presiden, terutama dalam konferensi internasional. “Indonesia negara besar karena punya 17 ribu pulau, 714 suku, 526 kota/kabupaten dan 34 provinsi,” tandasnya.
Jokowi pun memberi perbandingan antara Indonesia dengan negara lain di hadapan para pimpinan pondok pesantren Muhammadiyah, dengan negara Singapura yang hanya dihuni oleh empat suku berbeda dan Afghanistan yang dihuni oleh tujuh suku berbeda.
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Garut, selain menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pondok Pesantren Muhammadiyah di Pondok Pesantren Darul Arqam, Jokowi juga membagikan 5.500 sertifikat tanah gratis kepada warga Kabupaten Garut, Sumedang dan Tasikmalaya.
Pemberian sertifikat tanah tersebut berlangsung di lapangan Sarana Olahraga (SOR) Merdeka Kerkof, Tarogong Kidul Kabupaten Garut. (yna)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Dukung Khofifah di Pilgub Jatim?
Redaktur & Reporter : Soetomo