jpnn.com - SEMARANG - Kedatangan persiden Jokowi ke Semarang kemarin membuat kecewa kalangan media. Mereka dipersulit saat melakukan peliputan. Tak pelak para jurnalis lokal dan nasional melakukan boikot. Kedatangan Jokowi juga ditolak mahasiswa.
Itu terjadi saat Jokowi mampir ke Akpol Semarang, Selasa (2/12). Sedikitnya 30 wartawan berbagai media cetak maupun elektronik dibuat kecewa. Mereka yang sudah siap meliput kehadiran Jokowi dalam rangkaian Apel Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) di Akaemi Kepolisian (Akpol) tidak diberi kemudahan.
BACA JUGA: Fuad Ditangkap, Penyebab Krisis Listrik di Pulau Madura Terbongkar
Karena tidak ada jalan keluar para wartawan sepakat memboikot peliputan dengan meninggalkan lokasi apel tahunan Polri tersebut.
Pemboikotan itu bukan tanpa alasan. Para wartawan seakan “ditelantarkan” dan dipersulit untuk meliput. Padahal para awak media sudah mengenakan id card sah yang dikeluarkan oleh paspampres.
BACA JUGA: Tanda Jakarta-Aceh Bakal Mesra
Tak pelak puluhan wartawan langsung meninggalkan Gedung Graha Cendikia di kompleks Akpol dengan berjalan kaki sepanjang 3 kilometer ke Jalan Sultan Agung. Itu karena bus Polda yang sebelumnya mengangkut wartawan tidak juga mengantar.
Awal mulanya puluhan wartawan tersebut telah mengikuti semua prosedur yang ditetapkan panitia. Mulai hari Minggu (30/11), para wartawan dihubungi oleh Humas Polda Jateng untuk mengambil id card guna keperluan peliputan Apel Kasatwil selama lima hari.
BACA JUGA: Uang Suap Fuad Disimpan di Kresek Bertulis I Love You
Id card tersebut adalah keluaran dari Humas Polda Jateng. Selanjutnya pada hari Senin (1/12) siang, wartawan yang biasa meliput di Polda jateng kembali dihubungi untuk mengambil id card yang dikeluarkan oleh paspampres. Bahkan pada hari itu sempat dilakukan koordinasi agar wartawan tidak datang terlambat saat berkumpul di Polda Jateng seblum akhirnya bertolak ke Akpol pada Selasa (2/12), sekitar pukul 06.00.
Sesampainya di Akpol, puluhan wartawan kemudian melakukan peliputan di Lapangan Bhayangkara untuk pembukaan Apel Kasatwil. Dalam upacara pembukaan tersebut dibuka oleh Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dan selesai pada pukul 08.00.
Setelah itu wartawan diarahkan untuk menuju Posko Wartawan sekitar 50 meter dari Gedung Graha Cendekia, tempat Jokowi akan memberikan paparan kepada peserta Kasatwil. Di posko tersebut wartawan sempat menunggu kedatangan Jokowi yang dijadwalkan tiba di Akpol pukul 08.30. Namun kedatangan Jokowi molor.
Dari pantaun di lokasi, Presiden Jokowi tiba di Gedung Graha Cendikia sekitar pukul 10.00 dengan menggunakan bus resmi milik Akpol Semarang bersama para pejabat tinggi Polri. Kemudian ia masuk melalui pintu utama gedung Graha Cendikia.
Saat kedatangan Jokowi, para wartawan Unit Polda yang sudah menunggu hanya bisa melihat dari luar gedung. Wartawan juga tidak diperbolehkan mendekat ke gedung. Mereka hanya diperbolehkan diam menunggu di tepi jalan yang berjarak 50 meter dari Jokowi. Karena tidak bisa berbuat banyak, para jurnalis pun kecewa.
“Jangan ke sana dulu. Di sini saja . Wartawan tidak boleh masuk. Nanti kami beri waktu untuk jumpa pers. Di situ nanti teman-teman juga bisa mengambil gambar,” kata seorang polisi wanita berpangkat AKBP kepada puluhan wartawan.
Meski kecewa, wartawan sempat melakukan negosiasi. Namun panitia tetap tidak mengizinkan mendekat dan masuk untuk sekedar mengambil gambar. Peristiwa tersebut berlangsung hingga pukul 11.00.
Puncaknya adalah saat salah seorang wartawan media cetak di Semarang melihat adanya wartawan yang berada di dalam gedung dan bisa dekat Jokowi. Sepontan hal itu memicu kekecewaan rekan media Semarang yang sudah berjam-jam menunggu di luar.
"Kami kecewa karena proses peliputan dipersulit dan seakan menghambat proses jurnalisme. Padahal kami semua telah menaati prosedur yang ada,” ujar Parwito, wartawan media online.
Kekesalan juga tampak dari salah seorang wartawan media cetak yang melihat ada wartawan yang dapat mengakses masuk ke dalam.
“Saya lihat ada wartawan di dalam, lalu saya bilang ke salah satu petugas Humas Polda. Ini seperti membeda-bedakan, jadi kami putuskan untuk pulang,” katanya.
Para wartawan akhirnya boikot melakukan peliputan Jokowi di Akpol. Mereka meninggalkan lokasi untuk balik ke Akpol karena sepeda motornya disana. Puluhan jurnalis dengan rasa jengkel jalan kaki menuju ke Mapolda Jateng.
Sebagian naik truk seadanya untuk kembali ke Akpol mengambil kendaraan masing-masing yang ditinggal di Mapolda sejak pagi hari. Selain ke Akpol, kemarin Jokowi juga ke Pasar Johar dan meninjau nelayan di Tambak Lorok.
Selain membuat kecewa media, kedatangan Jokowi ke Semarang kemarin juga ditolak mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Walisongo. Sejak pagi mereka turun jalan menolak kedatangan Jokowi di depan kampus. Mereka baku hantam dengan aparat.
Dua mahasiswa diamankan dan enam lainya luka parah usai terlibat baku hantam dengan aparat Polrestabes Semarang di jalan dekat Kampus 1 UIN Walisongo Semarang. Dua polisi terluka terkena pukulan bambu dari pendemo.
Aksi baku hantam tersebut terjadi saat ratusan mahasiswa bergerak menuju jalan raya. Polisi yang menghadang mendapat perlawanan dari ratusan mahasiswa. Kericuhan tak dapat terhindarkan hingga memaksa polisi menembakkan gas air mata yang membuat ratusan mahasiswa tersebut berlarian ke dalam kampus.
Usai dipukul mundur aparat, ratusan mahasiswa tidak menghentikan aksinya. Aksi susulan terjadi beberapa saat usai insiden baku hantam. Ratusan mahasiswa kembali bergerak keluar kampus melalui pintu utara. Selanjutnya mereka memblokir jalan Semarang-Kendal.
Aksi susulan tersebut dilakukan setelah mahasiswa tidak terima tindakan polisi yang melukai enam rekannya. Namun aksi susulan tersebut kembali ditanggapi oleh aparat dengan menghalau para mahasiswa. Kontan tindakan itu memicu mahasiswa untuk melakukan pelemparan batu ke arah polisi.
“Tadinya mau long march ke kawasan Johar untuk bertemu Jokowi dan menyampaikan aspirasi secara langsung. Tapi baru sampai di depan kampus sudah dihadang oleh polisi. Sempat saling dorong,”kata Kordinator Lapangan PMII, Asep Saefulloh, yang juga menyangkan tindakan dari aparat kepolisian.
Kasat Sabhara Polrestabes Semarang AKBP Basuki mengatakan tindakan yang diambil anggotanya lantaran sebelumnya mahasiswa dengan sengaja mendorong anggota. Hingga terjadilah bentrokan. (har)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPJS Kesehatan Rawan Penyelewengan
Redaktur : Tim Redaksi