jpnn.com - JAKARTA - Isu yang menyebut Presiden Jokowi akan meminta maaf pada korban Tragedi 1965 membuat pihak istana resah.
Terutama, menyusul beredarnya undangan yang menyatakan presiden akan menghadiri sebuah acara sekaligus menggunakan forum itu untuk meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI).
BACA JUGA: KRI Kakap Sukses Tangkap Kapal Pencuri Ikan, Ini Ceritanya
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan kalau presiden sesungguhnya tidak ingin menanggapi lebih jauh isu tersebut. Namun, karena telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, para pembantu presiden akhirnya berinisiatif mencari tahu pihak-pihak di balik munculnya isu tersebut.
"Kami semua, terutama para pembantu presiden resah dengan fitnah yang dilakukan secara massif berkaitan dengan permohonan maaf itu," beber Pramono Anung, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin (30/9).
BACA JUGA: Jenderal Ini Ajak Anak Buah Sering Tertawa
Menurut dia, fitnah tersebut berbahaya jika dibiarkan. Sebab, selain menimbulkan keresahan di tengah publik, isu tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Tidak ada pikiran presiden untuk meminta maaf pada PKI. Dan, hal tersebut juga sudah disampaikan presiden secara terbuka. Di internal, rapat-rapat terkait juga pernah dilakukan.
Karena itu lah, menurut Pram, peringatan penting disampaikan agar penyebar undangan tidak mengulangi perbuatannya dikemudian hari. "Kami sudah tahu (pelakunya)," tuturnya.
BACA JUGA: MasyaAllah... Pemerintah Siapkan Rp 70 Trilun Untuk Mengurus Haji
Sosok penyebar fitnah undangan Jokowi akan hadir di sebuah acara untuk meminta maaf pada PKI tersebut diketahui berkat kerjasama dengan pihak kepolisian. Bahwa, sosok utama pelaku itu lah yang kemudian menyebarkan pada orang-orang di sekitarnya dan terus menyebar secara luas.
Pada Selasa (29/9), memang telah menyebar pesan berantai yang menyebut tentang agenda pertemuan Jokowi dengan keluarga PKI serta Gerwani, kemarin. Bertempat di Gelora Bung Karno, Jakarta, presiden juga disebutkan dalam pesan kalau akan menyampaikan permintaan maaf pada PKI.
BACA: HMI Endus Gerakan PKI Mulai Muncul di Medsos
"Sebenarnya, orang-orangnya (penyebar, Red) itu-itu saja, kepentinganya membuat resah dan mendeskreditkan presiden," imbuh Pramono. (dyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buwas Siapkan Dua Pulau untuk Pengguna dan Pengedar Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi