Jokowi Hadiri Konferensi Perubahan Iklim, Warga NTT Tanam Pohon

Senin, 30 November 2015 – 10:56 WIB
Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), dilakukan penanaman pohon secara simbolis di lahan binaan milik Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi NTT di Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Sabtu (28/11). FOTO: Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - KUPANG - Asisten II Setda Provinsi NTT, Andreas Jehalu mengatakan Pemprov melalui Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) NTT menyiapkan 3.199.000 bibit di seluruh NTT. Ini dalam rangka HMPI 28 November dan BMN pada Desember nanti.

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh masyarakat NTT untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya. Tujuannya adalah mengurangi dampak pemanasan global. Apalagi NTT terkenal dengan kemarau panjang.

BACA JUGA: PPP Optimis FnP Capim KPK Sesuai Jadwal

“Tanamlah pohon sebanyak-banyaknya. Tanam dan pelihara pohon di pekarangan rumah masing-masing, kantor, sekolah dan sebagainya,” kata Jehalu, Sabtu (28/11) pekan lalu, pada acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), dilakukan penanaman pohon secara simbolis di lahan binaan milik Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi NTT di Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

Seperti dilansir Harian Timor Express (Grup JPNN.com), Jehadu menambahkan, semangat menanam juga harus dibarengi semangat memelihara. Dengan demikian tanaman yang ditanam dapat tumbuh dengan baik sehingga memberikan kesejukan dan mengurangi pemanasan global.

BACA JUGA: RJ Lino Diperiksa untuk Ketiga Kalinya

Penanaman pohon itu pun sekaligus menyongsong Desember sebagai Bulan Menanam Nasional (BMN).

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo, Minggu (29/11) bertolak ke Paris dalam rangka menghadiri Konferensi Internasional Perubahan Iklim atau Conference Of Parties (COP) ke-21.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Jelang 1 Desember Papua Masih Kondusif

Menurut Jokowi, konferensi itu penting untuk Indonesia berbagi informasi tentang perubahan iklim.

“Kami akan sampaikan hal-hal konkret yang kita kerjakan. Termasuk bentuk Badan Restorasi Gambut, review izin-izin lama, dan moratorium," ujar pria yang akrab disapa Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (29/12), sesaat sebelum bertolak ke Paris, Prancis.

Konferensi itu, ujarnya, juga penting karena kondisi geografis di Indonesia sangat berhubungan erat dengan perubahan iklim terutama karena Indonesia adalah negara kepulauan.

“Kita negara dengan 17 ribu pulau. Kita berada pada posisi yang kalau terjadi perubahan iklim yang sangat cepat, bisa membahayakan. Misalnya, kalau ada kenaikan permukan air laut," imbuhnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Ketua DWP NTT, Agnes Kara mengatakan kegiatan tanam dan pelihara pohon ini juga merupakan program DWP NTT. Dan, kegiatan kemarin merupakan kegiatan ketujuh dari rangkaian 10 kegiatan menyambut HUT ke-16 DWP.

Ia juga mengatakan, lokasi penanaman pada Sabtu lalu tersebut merupakan lokasi kedua. Sebelumnya ada lokasi binaan DWP yang juga berada di Desa Oematnunu sudah ditanami sejak 2009 hingga 2014. Bahkan, pananaman di lokasi tersebut membawa DWP NTT meraih juara tingkat nasional dalam lomba Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon tahun 2012 lalu dan mendapat penghargaan dari Ny. Any Yudhoyono, ibu negara kala itu.

Menurut Agnes Kara, lokasi yang baru tersebut akan terus dipantau secara berkala oleh DWP NTT dengan kerja sama dengan masyarakat Oematnunu. Dengan kerja sama yang baik, lokasi baru ini akan semakin hijau dan rimbun.

Selain penanaman pohon, lanjut Agnes Kara, DWP juga melakukan penebaran benih ikan nila di embung yang berada di lokasi tersebut. Penebaran ikan ini merupakan kerja sama DWP NTT dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT. "Diharapkan dengan penebaran ikan ini akan memberdayakan masyarakat di sini sehingga dari ikan ini masyarakat dapat memanfaatkan hasilnya untuk kebutuhan hidup," katanya.(fri/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasain, Praja IPDN yang Hajar Taruna Akmil TNI Dipecat!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler