Jokowi: Ini Ada yang Keliru

Rabu, 31 Januari 2018 – 13:55 WIB
Presiden Jokowi. Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo tampak kecewa ketika berbicara mengenai nilai ekspor nasional dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (31/1).

Pada forum itu Presiden yang akrab disapa dengan panggilan Jokowi tersebut mengatakan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi hanya ada dua yakni investasi dan ekspor.

BACA JUGA: Keluarga 29 Nelayan yang Hilang Surati Presiden Jokowi

"Kemendag sangat berperan sekali terutama di satu hal tadi, ekspor. Tapi yang sangat jelas, kalau kita lihat angka ekspor Indonesia sudah sangat kalah jauh tertinggal negara sekitar. Ini fakta dan angka itu ada," ucap Jokowi.

Merujuk data yang dipaparkan Kepala Negara di forum tersebut, nilai ekspor Indonesia 2016 hanya USD 145 miliar.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Rakyat Menolak Permenhub Soal Taksi Online

Angka itu kalah jauh dibanding negara-negara tetangga. Sebagai contoh yang disebutkan Presiden adalah nilai ekspor Thailand periode 2016-2017 sebesar USD 231 miliar, Vietnam USD 160 miliar. Malaysia USD 184 miliar.

"Kita 145 (miliar USD), negara sebesar ini kalah dengan Thailand yang penduduknya 68 juta dengan SDM besar kita kalah. Ini ada yang keliru. Ini harus diubah. Ini tanggung jawab semua," tegas Presiden.

BACA JUGA: Setelah Soekarno, Jokowi Presiden Ke 2 yang ke Afghanistan

Karena itu, dia meminta dengan tegas supaya kekeliruan tersebut diperbaiki.

Rutinitas yang bertahun-tahun dilakukan harus diperbaiki dengan memanfaatkan peluang yang ada. Termasuk kendala yang ada harus dibenahi.

"Thailand penduduk seperempat dari kita, hasil satu koma lima kali ekspor kita. Malaysia seperdelapan (Indonesia penduduknya) hasil satu koma tiga ekspor kita. Ada yang keliru ini. Pasti ada yang keliru," tegas Jokowi.

Saat itu, mantan gubernur DKI Jakarta ini juga meminta jajarannya melihat pasar baru di berbagai negara.

Misalnya Pakistan, Bangladesh hingga Afrika yang tidak pernah dioptimalkan sebagai pasar baru bagi Indonesia.

"Pakistan dibiarkan tidak kita urus. Bangladesh misalnya, penduduknya bukan kecil, 160 juta. Ini pasar besar meskipun kita sudah surplus tapi masih terlalu kecil angkanya. Afrika tidak pernah kita tengok. Padahal di Bangladesh ada expo kita gak ikut," tambah Jokowi yang menilai itu sebagai kesalahan yang harus dibereskan.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Disambut Istimewa di Dua Negara Ini


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler