Jokowi: Ini kan Kebangetan, Astaghfirullahaladzim

Sabtu, 03 November 2018 – 23:14 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Setpres

jpnn.com, BANTEN - Calon Presiden Joko Widodo geram atas sejumlah serangan hoaks yang menyebut dirinya sebagai kader PKI atau komunisme.

Dia bahkan menunjukkan satu contoh serangan hoaks di mana fotonya disandingkan dengan Dipa Nusantara Aidit, pemimpin senior PKI yang tengah berorasi di atas mimbar yang terdapat logo palu arit.

BACA JUGA: Polri Tak Mau Buru-buru Garap Eks Jubir HTI

"Coba ada foto di medsos, dilihat, tahun 1955 DN Aidit kampanye. Kok, di dekatnya ada saya, lahir saja belum, kok di dekat DN Aidit. Ini kan kebangetan coba, astaghfirullahaladzim,” kata Jokowi di hadapan ribuan ulama, Pendekar Banten dan Relawan Banten Bersatu di GOR Maulana Yusuf, Serang, Banten, Sabtu (3/11).

Jokowi melanjutkan, saat dia lahir, PKI sudah bubar pada 1996. Jokowi mengaku lahir pada 1961. Menurutnya, tidak mungkin seorang anak usia empat tahun menjadi kader PKI.

BACA JUGA: Mustofa Sebut Cuitan Lion Air Untuk Kode ke Istri

Dia bahkan menyoroti tudingan bahwa komunisme itu dilahirkan oleh orang tuanya. Namun, Jokowi membantah hal itu dengan keras. "Dicek saja. Sekarang ini zaman keterbukaan,” ujar Jokowi.

Di depan peserta deklarasi tersebut, mantan gubernur DKI Jakarta ini menyebut di kota kelahirannya, Solo, banyak sekali organisasi berlandaskan nilai Islami.

BACA JUGA: Jokowi Sesalkan Eksekusi Mati Tuti Tanpa Pemberitahuan

“NU itu ada di Solo, Muhammadiyah ada di Solo, MTA ada di Solo, LDII ada di Solo, FPI ada di Solo, dicek saja masjid dekat orang tua saya. Cek dekat masjid kakek nenek saya. Keluarga besar saya semuanya muslim. Bapak ibu saya muslim, kakek nenek saya semuanya muslim,” tantang Jokowi.

Awalnya dia enggan menggubris berita bohong tersebut. Namun, dia tetap memutuskan mengklarifikasi berita bohong itu karena tidak sedikit masyarakat Indonesia yang percaya isu tersebut.

“Masih ada enam persen, kecil enam persen yang percaya. Tapi enam persen kalau dijumlahkan, ada sembilan juta orang yang masih percaya. Kecil banget kelihatannya, enam persen tapi begitu dihitung ada sembilan juta berarti yang masih kemakan isu-isu hoaks,” kata Jokowi.

Dia juga heran mengapa isu seperti ini banyak yang percaya. Bahkan ia menyayangkan adanya ulama yang percaya dengan isu ini. Jokowi juga berpesan agar ke depannya, kampanye dilakukan dengan penuh tata krama dan penuh kebaikan dan tidak membuat kegaduhan. Apalagi Pilpres atau pemilu lainnya selalu terjadi setiap lima tahun sekali.

“Marilah gunakan bulan kampanye dengan sebuah kampanye yang mendidik masyarakat, yang mematangkan cara-cara berdemokrasi yang baik, yang mendewasakan masyarakat. Bukan dengan hal-hal yang berkaitan dengan ujaran kebencian, membuat gaduh, membuat resah, khawatir masyarakat. Ini setiap lima tahun ada. Jangan sampai masyarakat terganggu,” tutupnya. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Perempuan Lebih Hebat dari Laki-Laki


Redaktur : Budi
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler