Jokowi-JK Diuntungkan Tembakan soal Mafia Energi dan Pangan

Minggu, 06 Juli 2014 – 22:14 WIB
Calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam debat bertema "Pangan, Energi dan Lingkungan" di Jakarta, Sabtu (5/7) malam. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat ekonomi dan bisnis dari Universitas Padjajaran Bandung, Arief Ansyori Yusuf menilai debat calon presiden-calon wakil presiden putaran terakhir yang digelar Sabtu (5/7) malam menjadi ajang pembuktian bagi keunggulan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Sebab, keberanian Jokowi-JK menyebut adanya konkalikong di sektor energi dan pangan menjadi nilai lebih.

Arief mengatakan, dalam debat bertema “Pangan, Energi dan Lingkungan” itu JK berani langsung menembak inti persoalan yang selama ini membelit persoalan pangan dan energi. “Yaitu terlalu massifnya perburuan rente di sektor energi yang membuat terlalu banyaknya konflik kepentingan pemilik modal di sektor ini,” urai Arief saat dihubungi, Minggu (6/7).

BACA JUGA: Capres Terpilih Menang Tipis, Potensi Rusuh Menguat

Selain itu, lanjut Arief, duet Jokowi-JK juga tanpa beban menyudutkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa karena partai koalisi pendukungnya dipimpin oleh elite politik bermasalah. Karenanya dengan berkali-kali menekankan pentingnya koalisi tanpa syarat, lanjut Arief, maka hal itu bisa menjadi modal penting menghadang para pemburu rente di sektor pangan dan energi. ”Jokowi-JK jelas lebih unggul,” pungkasnya.

Namun di sisi lain, kata Arief, konsep Jokowi-JK di bidang pangan juga cukup realistis untuk memangkas impor pangan dengan mendongkrak pasukan (supply) di dalam negeri. Arief menegaskan, terlalu ekstrim memangkas impor juga berbahaya.

BACA JUGA: Kecurangan di Pilpres Bakal Lebih Massif

Sementara duet Prabowo-Hatta, kata Arief, justru terlalu menggebu-gebu dalam membatasi impor tanpa solusi di dalam negeri. Menurut Arief, memangkas impor pangan bisa kontraproduktif jika pasokan di dalam negeri tidak memadai sehingga harga malah melambung dan tak terjangkau masyarakat.

“Prabowo-Hatta sangat menggebu-gebu dengan membatasi impor, sementara pasangan Jokowi-JK relatif lebih banyak menekankan supply melalui peningkatan produktivitas sektor pertanian, melalui pembangunan infrastruktur pertanian,” urai dosen Fakultas Ekonomi Unpad itu.(ara/jpnn)

BACA JUGA: Tak Ada Jaminan Kader Demokrat dan Golkar Dukung Prabowo-Hatta

BACA ARTIKEL LAINNYA... Riset: Serangan Udara Dua Capres Masih Berimbang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler