Jokowi Kuat karena Didukung Rakyat dan Elite Politik

Kamis, 23 Maret 2017 – 19:16 WIB
Maruarar Sirait. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Berdasarkan survei Indo Barometer, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo selama 2,5 tahun memimpin Indonesia sebesar 66,4 persen.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, sebanyak 12,3 persen publik menilai kebijakan Jokowi hanya menguntungkan pihak tertentu. Bahkan publik tidak puas kinerja presiden Jokowi karena dianggap boneka PDI-P dengan 9,9 persen.

BACA JUGA: Fadli Sarankan Jokowi Menggunakan Mobil Esemka

Politikus PDIP Maruarar Sirait menegaskan Jokowi bukan boneka partai sebagaimana yang disebutkan dalam survei. Ia mengatakan, Jokowi lebih pantas disebut boneka rakyat karena taat pada konstituen dan konstitusi.

“Pak Jokowi dibebaskan menjalin hubungan dengan siapa saja dan negara manapun tanpa terikat pada satu negara tertentu. Tidak ada kekuatan dominan. Keseimbangan tetap terjaga," kata Maruarar di Jakarta, Kamis (23/3)

BACA JUGA: Ingat, Penyokong Jokowi Tak Wajib Dukung Ahok-Djarot

Ara menjelaskan, mulai dari Presiden Abdurrahman Wahid sampai ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), orang nomor satu di TNI selalu dipilih secara bergiliran di antara matra yang ada. Pada saat SBY, Panglima TNI adalah Jenderal Moeldoko dari TNI AD. Sesuai tradisi maka Panglima TNI selanjutnya adalah dari matra AU.

Namun Presiden Jokowi tidak menginginkan hal itu. Dia lebih memilih berdasarkan kapasitas dan memilih Gatot Nurmantyo yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dari TNI AD.

BACA JUGA: Halo... Apa Kabar Status Quo Lahan Rempang dan Galang?

"Pak Gatot bagus kepercayaan publiknya. Kalau Pak Jokowi salah pilih kepercayaan publik enggak akan setinggi ini,” katanya.

Selanjutnya dalam memilih Kapolri. Presiden Jokowi juga tidak melihat berdasarkan senioritas angkatan dan memilih berdasarkan dengan kapasitas.

Jokowi memilih Tito Karnavian. Pada saat itu Tito dibilang sukses menjadi Kepala Detasemen Khusus (Desus) 88 Antiteror, Kapolda Papua, dan Kapolda Metro Jaya. Padahal pada saat itu ada nama Komjen Pol Budi Gunawan.
Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono membantah bahwa Jokowi hanya menurut saja dengan partainya, sehingga diistilahkan seperti boneka. Padahal, kata Agung, sifat Jokowi yang kental budaya Jawa membuatnya seolah menuruti semua keinginan partai.
“Dia Jawa tulen, lebih ewuh pakewuh (rasa segan). Bukan karena saya dukung beliau, kenyataannya beliau berani berbeda,” kata Agung.(*/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Batam: Ini Benar-benar Memprihatinkan Sekali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler