Pengusaha Batam: Ini Benar-benar Memprihatinkan Sekali

Kamis, 23 Maret 2017 – 13:06 WIB
Cahya. Foto: batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Kedatangan Presiden Jokowi ke Batam, Kepulauan Riau, akan menjadi moment yang tepat bagi kalangan pengusaha untuk menyampaikan unek-unek.

Apalagi, belakangan ini hubungan kalangan pengusaha dengan BP Batam kurang harmonis. Penyebabnya adalah pernyataan-pernyataan pimpinan BP Batam yang meresahkan pengusaha dan masyarakat Batam.

BACA JUGA: Industri Shipyard Terpukul, 140 Ribu Karyawan di-PHK

Hal itu disampaikan Ketua Apindo Kepri, Cahya, kepada Batam Pos, Rabu kemarin.

Selain pernyataan BP Batam yang meresahkan itu, Cahya juga mengeluhkan rumitnya birokrasi dan perizinan serta gaduhnya BP Batam dan Pemko Batam.

BACA JUGA: Jokowi ke Batam Ribuan Aparat Disiagakan

Menurut Cahya, kondisi ini makin memperburuk iklim investasi di kota industri ini.

Belum lagi, persoalan Upah Minimum Kota (UMK) Batam yang tinggi, membuat pengusaha di Batam makin tercekik.

BACA JUGA: Please... Pak Presiden Segera Bawa Solusi untuk Batam

"Setiap hari saya menerima puluhan telepon bernada pesimistis dan kecewa dengan kondisi ekonomi di Batam," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri, Cahya, kemarin.

Menurut Cahya, Batam tidak lagi menarik bagi investasi. Selain perizinan yang sulit, birokrasi yang berbelit, pernyataan petinggi Batam yang sering membuat kegaduhan serta kekisruhan pembagian kewenangan antara BP dan Pemko Batam membuat investor bingung.

Belum lagi, kata dia, tingginya nilai UMK Batam yang dinilai tak kompetitif dibanding negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

"Itu membuat Batam semakin dijauhi investor. Sudah tidak ada kekhususan lagi," paparnya.

Cahya membandingkan UMK Batam dengan beberapa negara seperti Myanmar sebesar Rp 940 ribu, Laos Rp 1,5 juta, Vietnam Rp 2,2 juta, dan bahkan Malaysia yang berada di bawah Batam sebesar Rp 3 juta.

"Di negara lain, UMK tidak naik tiap tahun, tapi diputuskan berdasarkan kondisi ekonomi tiap tahun. Kalau kita pasti akan naik tiap tahun," sebutnya.

Tingginya UMK itu dinilai membuat investor menjauh. Padahal, lanjut Cahya, saat ini ada lebih dari 200 ribu orang yang menganggur di Batam.

"Setiap ada (pembukaan) lowongan, ribuan pekerja antre melamar, ini benar-benar memprihatinkan sekali," kata dia.

Karena itu, kata Cahya, di tengah persaingan ekonomi global harusnya Batam segera berbenah mempercantik diri untuk menarik investor.

"Tapi kenyataannya kita malah larut dalam kegaduhan dan saling tuding, saling menyalahkan, kapan kita kerjanya," katanya.(leo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakinlah, SBY Punya Niat Baik soal Mobil Kepresidenan


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler