jpnn.com - TURKI – Presiden Joko Widodo mengingatkan dunia internasional untuk melakukan reformasi arsitektur keuangan dunia termasuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang mendampingi Presiden Jokowi dalam kegiatan Working Group Session I Pertemuan G20 di Turki.
BACA JUGA: 12 Hari Lumpuh, Akhirnya Bandara Lombok Bisa Beroperasi Lagi
“Diharapkan pemakaian mata uang dunia lain di luar USD, seperti Euro, Yen dan RMB untuk perdagangan bilateral negara. Jadi tidak harus semua perdagangan menggunakan USD,” ujar Bambang melalui siaran pers, Senin (16/11).
Menurut Bambang, mengurangi ketergantungan terhadap USD sama dengan mengurangi tekanan terhadap pelemahan mata uang nasional. Pasalnya, selama ini kebutuhan negara di dunia terhadap USD sangat tinggi.
BACA JUGA: Pajak Air juga Bikin Investor Asing Malas
Selain itu, kata Bambang, dalam acara tersebut Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2 persen sampai 2018.
Indonesia juga memberi dukungan pada kesepakatan G20 dalam melaksanakan kerja sama perpajakan internasional dalam bentuk Base Erosion and profit shifting.
BACA JUGA: Ogah Kalah Dengan Thailand, Menpar Siapkan Strategi Three In One
“Dengan kerja sama itu diharapkan pada masa depan tidak ada lagi praktek transfer pricing yang sangat merugikan terutama terhadap negara-negara besar,” tandas Bambang.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... HEBOHââ¬Â¦ ââ¬ÅBu Ani Yudhoyonoââ¬Â Jadi Bintang Iklan Situs Belanja Online
Redaktur : Tim Redaksi