Jokowi-PM Palestina Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Palestina

Sabtu, 27 Januari 2018 – 19:24 WIB
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi di Islamabad, Sabtu (27/1). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, ISLAMABAD - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi membahas isu penting dalam pertemuan bilateral di Islamabad, Sabtu (27/1). Presiden yang kondang disapa dengan panggilan Jokowi itu mengatakan, Indonesia dan Pakistan telah bersahabat sejak lama sehingga visi kedua negara bisa dikembangkan dalam kerja sama di berbagai bidang.

Pada pertemuan itu, Jokowi memfokuskan pembahasan pada tiga isu utama dalam hubungan bilateral kedua negara. Yakni hubungan ekonomi, antar-masyarakat dan kerja sama demi mengatasi persoalan Palestina.

BACA JUGA: Jokowi Minta WNI di Pakistan Jaga Nama Baik Bangsa

Untuk kerja sama ekonomi, Jokowi mengatakan bahwa nilai total perdagangan antara kedua negara setelah implementasi Preferential Trade Agreement (PTA) mengalami peningkatan signifikan sejak 2013. Pada 2016, angkanya mencapai USD 2,1 miliar  atau mengalami pertumbuhan sebesar kurang lebih 8,9 persen per tahun.

Bahkan, kedua negara meneken nota kesepahaman tentang promosi dagang bersama. Jokowi pun menyambut baik nota kesepahaman itu.

BACA JUGA: Jokowi: ASEAN-India Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Kawasan

Kerja sama lain yang jadi perhatian kedua negara adalah jasa dan investasi. Indonesia dan Pakistan membentuk joint venture penyimpanan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Port of Qosim, Karachi. “Kerja sama ini akan dapat menjadikan Pakistan sentra perdagangan kelapa sawit dan olahannya di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” ujar Jokowi.

Sedangkan dalam pertemuan bisnis yang digelar Jumat (26/1), telah membukukan transaksi USD 115 juta dalam perdagangan kelapa sawit, batu bara, cocoa, kopi, teh dan lain-lain. 

BACA JUGA: Dari Sri Lanka, Jokowi Bertolak ke India

Indonesia dan Pakistan terikat Inter Government Agreement yang ditandatangani menteri energi kedua negara. Berdasar perjanjian itu, Indonesia akan mengekspor LNG ke Pakistan selama 10 tahun dengan opsi tambahan 5 tahun, masing-masing sebesar 1.5 juta ton/tahun. 

“Indonesia juga mengharapkan penguatan kerja sama energi di masa mendatang seperti kemungkinan investasi perusahaan Indonesia untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG dan saling berbagi pengalaman dan keahlian dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” kata mantan wali kota Solo itu.

Fokus bahasan yang ketiga adalah tentang penguatan hubungan antarmasyarakat kedua negara, termasuk peningkatan arus wisatawan dan dunia usaha. Kedua pemimpin sepakat dunia usaha dua negara harus direkatkan. 

Di akhir pertemuan, Presiden Ketujuh RI itu menyerukan dukungan bersama bagi Palestina. Untuk itu, dia mengajak PM Abbasi agar selalu menguatkan lobi guna mendukung kemerdekaan Palestina.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi Mulai Membaca Titik Kelemahannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler