Pak Jokowi Mulai Membaca Titik Kelemahannya

Kamis, 25 Januari 2018 – 10:15 WIB
Pak Jokowi. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Faris Thalib menilai, diangkatnya Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan Jenderal (Purn) Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) jelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, memberi sinyal politis yang kuat.

Direkrutnya dua tokoh tersebut masuk ke lingkaran Istana, kemungkinan sebagai salah satu strategi Presiden Joko Widodo memperkuat pengaruh politiknya di kalangan militer.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Kunjungi Sri Lanka, Ini Hasilnya

"Apalagi Moeldoko misalnya, beberapa waktu lalu menjabat Panglima TNI dan santer diisukan menjadi penantang Jokowi. Tentu masih memiliki pengaruh yang cukup kuat di militer," ujar Faris kepada JPNN, Kamis (25/1).

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies (IPS) ini, Jokowi penting memperkuat pengaruhnya di militer, demi menyeimbangkan kekuatan yang dimiliki menghadapi Pemilu 2019.

BACA JUGA: Projo Berkonsolidasi agar Ganjar dan Jokowi Terpilih Lagi

Apalagi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut telah digadang-gadang maju kembali sebagai calon presiden.

Selama ini, Jokowi lebih dikenal sebagai representasi kekuatan sipil. Jika militer tidak dirangkul erat, dikhawatirkan bakal dimanfaatkan saingan politik untuk meraih kemenangan nantinya.

BACA JUGA: Sulit Relokasi, Jokowi Ingin Warga Asmat Menetap dan Bertani

"Jadi seperti langkah antisipasi Jokowi dalam meng-counter kekuatan-kekuatan yang dinilai potensial menjadi lawan," ucapnya.

Faris kemudian mencontohkan nama mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Belakangan terkesan agresif menunjukkan keinginan tampil sebagai kekuatan politik baru. Hal tersebut tentu patut diantisipasi.

Demikian juga dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang digadang-gadang bakal kembali maju sebagai calon presiden untuk kedua kalinya. Mantan Danjen Kopassus tersebut diyakini masih memiliki pengaruh yang kuat di militer.

"Presiden Jokowi sepertinya mulai membaca titik kelemahannya dan titik kelebihan lawan. Masuknya dua mantan tokoh militer dalam reshuffle kemarin adalah jawabannya," pungkas Faris. (gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Slogan Kerja Kerja Kerja, Faktanya Impor Impor Impor


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler