jpnn.com - SOLO - Calon presiden (capres) Joko Widodo khawatir dengan perkembangan politik di Tanah Air. Pria yang biasa disapa Jokowi ini mengaku heran karena situasi politik belakangan menjadi kurang beradab.
Hal ini dikatakannya terkait serangan kampanye hitam yang bertubi-tubi menimpa dirinya. Sejak maju sebagai capres, politisi PDIP berbadan kurus ini terus dituding dengan sejumlah isu negatif.
BACA JUGA: Cegah Politisasi, KPK Didesak Ambil Kasus Transjakarta
"Politik kita saat ini menjadi politik yang kurang beradab. Padahal kita yang main orang yang berpendidikan. Kalau baca soal politik di koran, politik kita mau bagaimana?" kata Jokowi saat menghadiri acara bincang-bincang bersama tokoh senior Muhammadiyah di Hotel The Sunan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (20/6).
Menurutnya, politik yang baik bukanlah dengan saling menghujat. Tetapi, politik seharusnya membawa momen kebahagiaan dan menghindari amarah.
BACA JUGA: Kapolri: Indikasi Pidana Obor Rakyat Sudah Jelas Terlihat
"Sekarang terutama di sosial media. Bahasanya kasar. Sangat kasar. Mestinya politik gembira," ujar mantan Walikota Surakarta ini.
Ia mengingatkan, politik di iklim demokrasi seperti sekarang harusnya digunakan untuk kebaikan dan mencapai tujuan mensejahterakan rakyat.
Dengan alasan tersebut, Jokowi pun berkomitmen untuk terus blusukan menemui langsung masyarakat jika dirinya berhasil menjadi presiden.
BACA JUGA: Pengamat Sesalkan Akademisi Ikut Politik Praktis
Lewat blusukan, Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini menampung langsung aspirasi masyarakat dalam rangka mencari solusi dari setiap permasalahan.
"Kalau kemarin ada orang luar negeri kalau demokrasi yang saya jalankan, demokrasi jalanan. Karena tiap hari di jalan, di kampung, ya memang begitu. Saya harusnya mendengar," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Anggap Pernyataan Wiranto Luruskan Sejarah
Redaktur : Tim Redaksi