Jokowi: Smart Cities Harus Utamakan Kepentingan Masyarakat

Sabtu, 28 April 2018 – 22:23 WIB
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyambut baik adanya inisiatif ASEAN Smart Cities Network (ASCN). Menurutnya, ASCN bisa menjadi jawaban atas tantangan masalah perkotaan yang sangat kompleks.

Hal tersebut disampaikan Presiden yang dikenal dengan panggilan Jokowi, saat berpidato pada Rapat Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-32 ASEAN, di The Istana Singapura, Jumat (27/4).

BACA JUGA: Ini Jurus Oso Bela Jokowi dari Tudingan soal Rezim Pengutang

"Saya memandang inisiatif ASEAN Smart Cities Network sangatlah baik. Masalah perkotaan sangatlah kompleks dan ASCN merupakan salah satu jawaban terhadap tantangan tersebut. Untuk membangun kota yang berkelanjutan dan inklusif dengan dukungan teknologi serta inovasi," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan Indonesia sedang mengembangkan Gerakan Menuju 100 Smart Cities yang mendorong penggunaan teknologi untuk memajukan kota guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, transparan dan terpercaya.

BACA JUGA: Jadi Presiden Itu Berat, Biar Jokowi Saja

Namun, kota pintar tidak hanya mengenai penggunaan teknologi atau pembangunan fisik semata.

"Yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat membangun pola pikir, sikap dan karakter masyarakat yang lebih baik," lanjutnya.

BACA JUGA: Polri Pastikan Jokowi Tak Bisa Intervensi Kasus Habib Rizieq

Untuk itu, kata mantan gubernur DKI Jakarta ini, pengembangan ASCN perlu mempertimbangkan kebutuhan dan potensi masing-masing kota serta mempertimbangkan kearifan lokal.

Selain itu juga harus berorientasi pada peningkatan layanan publik dan memberikan perhatian pada pemberdayaan masyarakat untuk berinovasi sebagai aktor utama pembangunan.

Jokowi menilai potensi ASEAN di bidang e-commerce sangat besar. Menurutnya, pada 2025 pengguna internet ASEAN akan meningkat tiga kali lipat menjadi 600 juta.

"Pembelanjaan e-commerce diproyeksikan mencapai hampir USD 90 milyar dan total ekonomi berbasis internet akan mencapai 200 miliar dolar AS," kata dia.

Hanya saja dia meminta di era teknologi digital ini kewaspadaan terhadap serangan siber perlu ditingkatkan. Apalagi baru-baru ini ada penyalahgunaan data pribadi dari pengguna Facebook.

"Di ASEAN kami perlu memastikan kerangka kerja sama di bidang keamanan siber juga memuat pelindungan data pribadi. Untuk itu kerja sama siber merupakan keharusan," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi gak Tahu Dirut Pertamina Diganti?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jokowi  

Terpopuler