jpnn.com - SELAIN pertandingan Piala Dunia di Brasil, nonton bareng (nobar) quick count hasil pemungutan suara pilpres yang ditayangkan tv-tv swasta juga tak kalah seru. Seperti yang berlangsung di rumah ibunda calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) di Solo kemarin (9/7).
----
BACA JUGA: Tetap Ngojek meski Kini Telah Jadi Artis
Sejak pagi, rumah ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, yang terletak di Jalan Pleret Raya, Sumber, Banjarsari, terlihat sangat sibuk. Rumah yang tak begitu besar itu ramai dikunjungi sanak saudara, para tetangga, dan pendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) yang hadir hilir mudik.
Di ruang tengah dan ruang tamu, tuan rumah menyiapkan televisi ukuran besar untuk acara nobar proses penghitungan cepat (quick count) lembaga-lembaga survei yang disiarkan beberapa stasiun tv nasional.
BACA JUGA: Mengikuti Pilpres di Mogi das Cruzes, Sao Paulo, Brasil
Acara nobar dimulai sekitar pukul 08.30, sesaat setelah keluarga Sudjiatmi menggunakan haknya mencoblos di TPS 22 Manahan, Solo. Sudjiatmi ditemani ketiga putrinya yang tak lain adik-adik Jokowi serta putri kedua Jokowi yang baru saja pulang dari Jakarta.
Sedangkan para tamu yang berdatangan, selain para pendukung Jokowi, juga ada awak media yang ingin mengabadikan suasana nobar bersama keluarga mantan wali kota Solo itu.
BACA JUGA: Anindito Respati Giyardani Penemu Tongkat Narsis alias Tongsis
Berbeda dengan nobar Piala Dunia yang berlangsung malam sehingga penonton bisa sambil makan dan minum, pada nobar quick count hasil pemungutan suara pilpres kemarin siang tuan rumah tak perlu repot-repot menyiapkan konsumsi karena masih suasana puasa Ramadan.
Seperti biasa, Sudjiatmi yang berpembawaan tenang juga cukup anteng menyaksikan lembaga-lembaga survei melakukan hitung cepat perolehan suara putranya.
Ketegangan di dalam rumah sempat terasa ketika penghitungan yang ditayangkan sejumlah stasiun TV swasta mulai mendekati 100 persen. Apalagi, perolehan suara kedua pasangan capres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-JK, makin tipis.
Namun, kondisi itu tak berlangsung lama. Suasana kembali cair setelah tiba-tiba Sudjiatmi menerima telepon dari putranya yang sedang berlaga itu. Kepada sang ibu, Jokowi mengatakan bahwa dirinya untuk sementara unggul versi quick count . Perempuan 71 tahun tersebut menyambut kabar gembira itu dengan bersujud syukur.
”Alhamdulillah, sementara (Jokowi) menang. Tapi kan belum final. Karena itu, ya semua saya pasrahkan kepada Yang Di Atas,” tutur Sudjiatmi kepada Jawa Pos Radar Solo.
Tak banyak yang keluar dari lisan perempuan itu selain ucapan syukur. Dia juga menyampaikan pesan kepada putranya agar tetap sabar menunggu keputusan resmi dari KPU pada 22 Juli nanti. Jokowi dinasihati agar tidak gege monggo (mendahului takdir).
”Seperti biasa, setiap telepon, Mas Jokowi minta doa restu. Sebagai ibu, saya tentu memberi restu, mendoakan yang terbaik buat dia. Semoga cita-citanya tercapai,” ucap perempuan asal Boyolali tersebut.
Hingga tadi malam tiga kali Jokowi menelepon ibunya. Dalam tiga kali telepon itu, dia hanya meminta doa restu kepada ibu kandungnya tersebut agar semua berjalan lancar dan damai. "Pesan saya,” kata sang ibu, ”pokoknya Mas Jokowi harus tetap jujur dan santun.”
Suasana nobar sesekali diwarnai teriakan yel-yel dari para pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 itu. Terutama saat tayangan di layar tv menunjukkan bahwa suara Jokowi-JK untuk sementara unggul atas pasangan Prabowo-Hatta berdasar lembaga survei yang dipakai stasiun TV tersebut.
Semakin siang suasana di rumah keluarga Sudjiatmi semakin sibuk. Selain harus meladeni awak media yang antre melakukan wawancara, Sudjiatmi menyambut para relawan maupun tetangga yang datang memberi selamat. Beberapa bahkan minta berfoto bersama. Sudjiatmi bersama keluarga dan relawan juga menyempatkan salat Asar berjamaah. Mereka mengucap syukur atas perolehan suara sementara yang diraih pasangan Jokowi-JK.
”Saya masih harus prihatin dan terus berdoa untuk kebaikan Mas Jokowi. Sebab, ini kan belum selesai dan belum resmi,” papar janda empat anak itu.
Ketiga adik perempuan Jokowi yang turut nobar hitung cepat di TV juga tak kalah bahagia atas capaian kakaknya tersebut. Mereka tak mengira kakak laki-laki satu-satunya itu sebentar lagi menjadi orang paling penting di negeri ini.
”Sebagai adik, kami hanya bisa mendukung dan mendoakan agar Mas Jokowi tercapai cita-citanya,” ujar Titi Irawati, adik bungsu Jokowi.
Menurut Titi, sebenarnya orang tua mereka dulu menghendaki Jokowi menjadi dokter. Namun, garis hidup alumnus Fakultas Kehutanan UGM itu berkata lain. Dia ditakdirkan meniti karir di birokrasi. Dari menjadi wali kota Solo (dua periode), kemudian jadi gubernur DKI dan kini maju menjadi salah seorang kandidat presiden RI.
”Alhamdulillah, sekarang malah lebih dari dokter. Sebagai adik, kami tak bisa lagi menggambarkan kebanggaan kami pada kakak saya itu,” ungkap dia.
Titi mengakui, sejak remaja Jokowi sudah menjadi teladan bagi keluarga. Apalagi, pria yang hobi musik rock itu menjadi satu-satunya laki-laki di keluarga setelah ayah mereka meninggal pada 2000. Namun, mereka tetap tidak menyangka akhirnya pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961, itu kini menjadi capres yang dielu-elukan jutaan rakyat Indonesia.
”Kami benar-benar tidak menyangka Mas Joko (panggilan Jokowi di rumah, Red) mau jadi presiden. Ini jawaban doa kami. Kami selalu mendoakan yang terbaik buatnya,” timpal adik pertama Jokowi, Iit Sriyantini.
Iit jugalah yang berjasa menjodohkan Jokowi dengan sang istri Iriana. Iriana merupakan teman satu geng Iit kala SMA. Iit mengenalkan teman satu gengnya itu kepada kakaknya hingga mereka kemudian menikah pada 1986.
”Iya, dulu saya yang menjodohkan Mas Jokowi dengan teman saya itu (Iriana). Saya jadi ingat masa-masa dulu waktu Mas Jokowi remaja. Tidak disangka, sekarang akan jadi presiden,” ucap Iit sambil tersenyum.
Adik kedua Jokowi, Ida Yati, menambahkan, sejak awal dia bersama saudara lainnya sudah diwanti-wanti Jokowi untuk tidak sekali pun mencampuradukkan jabatan politik yang diembannya dengan masalah bisnis keluarga. Selama ini keluarga besar Jokowi dikenal sebagai wirausahawan sukses di bidang furnitur.
Sementara itu, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabumi Raka, kini menjadi salah seorang pengusaha kuliner di Solo. Sedangkan dua adiknya, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep, masih menyelesaikan kuliah.
”Mas Jokowi sudah menekankan, ada garis batas antara keluarga dan jabatan. Kami sudah diwanti-wanti sejak dia menjadi wali kota. Insya Allah kami akan terus pegang itu. Tidak akan minta aneh-aneh, fasilitas bisnis atau apa pun,” ucap Ida.
Sama halnya dengan Sudjiatmi; Titi, Iit, maupun Ida juga belum memiliki rencana menemui Jokowi ke Jakarta. Mereka menyadari bahwa saat ini situasi belum memungkinkan. Jokowi pasti sangat sibuk dengan berbagai agenda politik yang begitu dinamis. Apalagi, belum ada keputusan final dan resmi dari KPU tentang siapa pasangan presiden-wakil presiden terpilih. Karena itu, keluarga memilih tetap berada di Solo sambil menunggu kabar dari Jakarta.
Kendati begitu, mereka sudah menyiapkan acara khusus bila Jokowi beserta anak-istri pulang ke Solo. Yakni berziarah ke makam ayahanda, Wijiatno Notomihardjo, dan eyang mereka, Wirorejo. Makam keduanya berada di Kalioso, Karanganyar. ”Kami menunggu Mas Jokowi pulang Lebaran nanti,” ujar Ida. (Syahaamah Fikria/c9/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wishnutama Kusubandio, CEO PT NET Mediatama Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi