Jokowi: Tradisi Baru, Capres Bukan Ketum Parpol

Senin, 09 Juni 2014 – 23:46 WIB
Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di debat capres edisi I di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Joko Widodo dan calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla, yakin tidak akan tersandera dengan pihak lain, jika nantinya terpilih memimpin Indonesia lima tahun ke depan.

Keyakinan itu dilandasi karena dirinya dan JK maju sebagai pasangan capres bukan diusung oleh koalisi besar. Namun koalisi ramping yang dibangun berdasarkan keikhlasan.

BACA JUGA: Mengaku Grogi, Prabowo Tak Persoalkan Pertanyaan JK soal HAM

"Kami bersyukur, partai mendukung kami berdasarkan keikhlasan dan itu membentengi kita semua. Kita bukan ingin bagi-bagi menteri, kita ingin koalisi  ramping," kata Jokowi dalam debat capres di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6) malam.

Anggaran yang dikeluarkan selama kampanye, kata Jokowi, juga tidak mutlak dari partai politik. Namun berasal dari swadaya masyarakat yang dengan sukarela memberi sumbangan.

BACA JUGA: Anggap Pilpres Pertarungan Pengabdi Vs Pemimpin

JK mengamini pandangan Jokowi. Menurutnya, mereka maju berpasangan sebagai capres dengan biaya murah. Dengan biaya murah, tekanan dari pemilik modal juga tidak akan besar. Namun kalau biaya yang dikeluarkan cukup besar, maka tekanan yang ada juga akan lebih besar.

Selain menegaskan tak akan tersandera kepentingan kelompok tertentu, dalam kesempatan kali ini pasangan Jokowi-JK menyatakan Indonesia ke depan perlu membangun tradisi baru, seperti yang mereka perlihatkan saat ini.

BACA JUGA: Lagi, Penipuan Mengatasnamakan Menteri

"Tradisi baru harus kita mulai. Bahwa yang jadi capres bukan ketua umum partai. Tapi putra-putri terbaik bangsa," ujar Jokowi. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harapan Indonesia untuk Presiden Terpilih Mesir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler