jpnn.com - JAKARTA –PT Jasa Marga (JSMR) diprediksi mengantongi lebih dari Rp 1 triliun dari rencana menjual konsesi dua jalan tol di Jawa.
Direktur Utama JSMR Desi Arryani menyatakan, porsi konsesi kepemilikan saham di jalan tol yang akan dijual hanya minoritas.
BACA JUGA: Hamdalah, Kinerja PTPN III Semakin Membaik
Dana yang diperoleh bakal digunakan untuk ekspansi sehingga tidak perlu meminjam dari eksternal.
Dia menuturkan, perseroan membangun 593 km jalan tol sejak 1978.
BACA JUGA: PLN Dapat Rp 12 Triliun Dari 6 Kreditor
Mulai tahun ini hingga 2019, JSMR berencana membangun dan mengoperasikan tambahan 600 km jalan tol.
”Jadi, waktunya sangat singkat. Bukan hal yang mudah. Tapi, kami optimistis,” ucapnya.
BACA JUGA: Ini Sektor-sektor Ekonomi yang Bakal Melesat 2017 Nanti
Saat ini, aset yang dikelola JSMR mencapai Rp 55 triliun.
Perseroan juga memegang konsesi 1.261 km jalan tol, termasuk 593 km yang sudah beroperasi.
Proyeksi pendapatan dari tol yang beroperasi mencapai Rp 8,1 triliun hingga akhir 2016.
”Kami kembali mengupayakan menambah hak konsesi sepanjang 800 km. Tujuannya, pada 2019, kami punya hak konsesi secara total menjadi 2.000 km,” terangnya.
Pada 2019, JSMR menargetkan aset tol bertambah menjadi Rp 112 triliun dan pendapatan dari tol menjadi Rp 15 triliun.
Untuk menambah 800 km, ada yang berasal dari tender dan inisiasi Jasa Marga.
”Di antaranya, tol Semarang–Demak sepanjang 20 km dan Probolinggo–Banyuwangi sepanjang 170 km. Dari dua tol itu, panjangnya mencapai hampir 200 km,” paparnya.
Direktur Keuangan JSMR Anggiasari menjelaskan, konsesi tol yang akan dijual adalah Jakarta Outer Ring Road (JORR) W1 sepanjang sepuluh km.
Selain itu, sebanyak 10–15 persen kepemilikan PT Trans Marga Jateng di antara total kepemilikan mencapai 70 persen.
”Mungkin, nilai divestasi bisa di atas Rp 1 triliun. Bergantung divestasi. Ya, berdoa saja,” tuturnya.
Pada 2017, pihaknya tidak berinvestasi dalam bentuk cash, melainkan metode turn key.
Kontraktor bakal membiayai proyek dan Jasa Marga membayar setelah tol siap beroperasi.
”Kalau kontraktor tidak cukup modal, bisa digunakan SKBDN (surat kredit berdokumen dalam negeri),” terangnya.
Tahun depan, JSMR fokus mengumpulkan uang agar tidak terbebani bunga.
”Kalau 2017 pembukuan bisa oke, 2018 bisa kembali raising fund. Karena itu, semua proyek yang ditarget selesai pada 2019 bisa didanai,” pungkasnya. (gen/c16/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Termasuk Terbaik di Dunia, Rupiah Terbaru Susah Dipalsukan
Redaktur : Tim Redaksi