JAKARTA - Pertamina kembali mengkalkulasi rencana menaikkan harga liquified petroleum gas (LPG) nonsubsidiPasalnya, kerugian dari bisnis ini yang semula diperkirakan Rp 3,2 triliun, ternyata membengkak hingga Rp 4,9 triliun.
VP Komunikasi PT Pertamina Mochamad Harun mengatakan, kerugian dari bisnis LPG nonsubsidi memang tak bisa dihindari karena Pertamina harus menjual harga LPG di bawah harga keekonomian
BACA JUGA: Indeks Terseret Aksi Jual
"Tahun ini konsumsinya naik, sehingga kerugian pun membesar," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Kantor Pusat Pertamina Senin malam (19/12).Data Pertamina menunjukkan, konsumsi LPG nonsubsidi yang terdiri dari kemasan tabung ukuran 12 kilogram (kg), 50 kg, dan bulk (curah) pada 2011 ini mencapai 1,2 juta ton, naik dibandingkan konsumsi periode 2010 yang sekitar 1 juta ton
Sebagaimana diketahui, meski bukan komoditas yang mendapat subsidi, Pertamina tidak bisa menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg), 50 kg, dan bulk atau curah, karena tidak kunjung mendapat persetujuan dari Kementerian ESDM.
Saat ini, Pertamina menjual elpiji 12 kg dengan harga Rp 5.950 per kg dan elpiji 50 kg atau bulk seharga Rp 7.355 per kg
BACA JUGA: Medco Garap Ladang Minyak Libya
Padahal, rata-rata harga keekonomian elpiji mencapai kisaran Rp 9.000 per kgHarun menyebut, tahun depan, potensi kerugian Pertamina dari bisnis LPG nonsubsidi diperkirakan akan makin besar
BACA JUGA: E-Commet Beroperasi Tahun Depan
Pasalnya, selain tren konsumsi yang naik, harga LPG di pasar internasional juga diproyeksi akan terus naik"Memang, jika harga tidak dinaikkan, maka tahun depan potensi kerugian akan makin besar," ucapnya.Apakah ada rencana Pertamina untuk menaikkan harga LPG nonsubsidi? Harun menyebut, Pertamina akan terus mengkaji berbagai opsi"Kita lihat dulu kondisi perekonomian tahun depanJika pemerintah beri green light (lampu hijau/persetujuan, Red) baru kami akan naikkan harga," ujarnya.
Juni 2011 lalu, Pertamina sebenarnya pernah mencoba menaikkan harga LPG nonsubsidiRencananya, harga akan naik bertahap sebesar 10 persen tiap bulanNamun, rencana tersebut dibatalkan karena tidak direstui Kementerian ESDM.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita HLegowo mengatakan, pemerintah khawatir jika harga elpiji nonsubsidi dinaikkan, maka konsumen akan menyerbu elpiji subsidi 3 kg yang harganya jauh lebih murah"Kami tidak ingin terjadi kelangkaan elpiji 3 kg di masyarakat seperti yang sudah beberapa kali terjadi," ujarnya(owi/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 Bank Juga Naik Peringkat
Redaktur : Tim Redaksi