jpnn.com, JAKARTA - Persoalan modal masih menjadi batu sandungan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Namun, pelaku UKM tidak pernah putus asa. Dengan segala keterbatasan dan serbuan produk asing, praktisi usaha UKM tampil penuh optimistis.
BACA JUGA: Proyek Tol Jakarta-Cikampek II Sudah Dimulai
”Kami sudah mengenyam pahit getirnya usaha. Jadi, ya dijalani dengan senang,” tutur Direktur Marketing Rifat Haidar Rahmat (RHR) Eti Nurhaeti.
Sebagai pelaku usaha kecil, RHR memproduksi sejumlah produk.
BACA JUGA: Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 78,71 Triliun
Misalnya, kerupuk ikan tengiri, ikan tongkol, kerupuk jengkol, terasi udang dan kerupuk pasir.
Produk-produk itu dibanderol seharga Rp 25 ribu per bungkus. Usaha yang dilakoni Eti tidak menemui kendala serius.
BACA JUGA: Manjakan Konsumen, Mitsubishi Sediakan Bengkel One Stop Service
Bahkan, permintaan atas produknya tidak pernah sepi. Tak ayal, setiap hari terdapat demand sebanyak 100 unit.
Permintaan itu datang dari berbagai pelanggan. Baik konsumen perorangan atau konsumen untuk dijual kembali (reseller).
”Permintaan tidak pernah sepi. Mungkin itu berkat jaringan pemasaran melalui media online baik Facebook, WA atau Telegram,” ucap perempuan 41 tahun itu.
Produk yang paling banyak diminati adalah kerupuk jengkol, ikan tengiri dan terasi udang.
Berkat penjualan fantastis itu, omzet perdagangan setiap bulan tergolong signifikan.
Setidaknya, Eti bisa mengantongi omzet Rp 35 juta per bulan.
”Syukurlah, berkat usaha ini, kami bisa mempekerjakan delapan orang karyawan,” ucap Eti.
Produk RHR mendapat beragam apresiasi. Kerupuk ikan tengiri menduduki posisi ketiga se-Provinsi Banten.
Sedangkan kerupuk jengkol mendapat UKM Award Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Saat ini, RHR terus menambah jumlah reseller untuk meningkatkan penjualan dan omzet.
”Saat ini, kami punya kurang lebih 15 reseller. Untuk reseller pasti paket harga khusus,” ucapnya. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Investasi, Bangun 9 Kawasan Industri
Redaktur & Reporter : Ragil