Jubir Era Gus Dur Nilai JK Ada Masalah Pribadi Dengan Setnov

Rabu, 15 November 2017 – 03:30 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah) bersama Nurdin Halid (kiri) dan Sekjen Golkar Idrus Marham/. Foto JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara Presiden Ke-4 Adhie Massardi, mengkritisi tindakan dan sikap Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), yang kerap mengeluarkan staitment yang cendrung meng intervensi kasus hukum yang di sangkakan ke Ketua DPR RI Setya Novanto (Setnov).

Pasca kemenangan Setya Novanto dalam Praperadilan Kasus E-KTP yang diperkuat dengan ditolaknya banding KPK di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta atas status dan peran Novanto di pusaran kasus E-KTP, membuat dugaan penetapan tersebut tidak lagi sekedar persoalan hukum, tapi lebih bersifat politis.

BACA JUGA: Setnov Mau Mangkir Lagi, Ini Respons KPK

Berbagai pernyataan dan manuver Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai Setya Novanto, menguatkan dugaan tersebut.

“Saya melihat justru pertarungan nya itu, komentar-komentarnya itu, sepertinya persoalan Novanto itu persoalan pribadi dengan JK,” kata Adhie saat dihubungi wartawan, Selasa (14/11/2017).

BACA JUGA: Setnov Tetap Akan Mangkir dari Panggilan KPK

Menurut Adhie, sangat berbahaya jika persoalan pribadi JK dibawa ke ranah hukum.

“Justru yang kita tanyakan itu bukan hanya intervensinya, tapi kalau urusan personal dibawa, dimanupulasi seolah-olah menjadi hukum, ini yang berbahaya,” katanya.

BACA JUGA: Pengurus Golkar: KPK Bisa Garap Setnov Tanpa Izin Presiden

Dia pun menduga, sikap JK tersebut ingin kembali mengambil alih Partai Golkar dan DPR. Ditambah lagi menjelang tahun politik 2018 dan 2019.

“Itu tadi, yang paling kencang JK. Ada apa JK, apa JK mau ambil alih kembali Golkar, apa mau ambil menempatkan orangnya diposisi Ketua DPR. Atau kedua-duanya. Sebentar lagi tahun politik, siapapun ingin. Saya melihat dari runtutan tadi. Ada apa?,” tuturnya.

Juru bicara era Presiden Gusdur tersebut juga mempertanyakan independensi KPK sebagai aparatur penegak hukum negara, sehingga harus berani menegakkan supremasi hukum dan jangan mau dijadikan alat oleh orang-orang tertentu.

“Kemudian kan apakah temen-temen di KPK mau jadi alat personal JK. Jadi memang JK itu mau ambil Golkar, itu ga boleh terjadi. Jadi siapa dibalik itu semua, bisa dicari digoogle siapa yang paling kenceng minta Novanto mundur”, tutur Adhie Massardi.

Di sisi lain, Adhi memastikan Presiden Jokowi lebih senang dengan Setya Novanto baik dalam posisi Ketua DPR maupun Ketua Umum Golkar.

Apalagi Setya Novanto dan Partai Golkar sudah terbukti loyal dan konsisten mendukung pemerintahan Jokowi, dan mendukung Jokowi sebagai Calon Presiden periode 2019-2024 berikutnya.

“Sementara Presiden seneng sama Novanto. Karena Novanto lebih jinak lah, kalau terjadi apa-apa dengan PDIP, Jokowi sudah pegang Novanto-Golkar”, pungkas Adhie Massardi.'

Hingga berita ini ditulis tanggapan dari JK belum berhasil didapatkan.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Sikap Setnov, Doli Kurnia: Dia Menganggap Dirinya Kuat


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler