Jubir PSI Heran Prabowo Tak Paham soal Utang Negara

Senin, 09 Juli 2018 – 18:54 WIB
Juru bicara PSI Dedek Prayudi. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi heran dengan buruknya pemahaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terhadap konsep utang negara.

Menurutnya, pernyataan Prabowo bahwa negeri ini hidup dari utang memperlihatkan dangkalnya pemahaman sang pentolan kubu oposisi.

BACA JUGA: Sudahlah, Jangan Pakai lagi Istilah Kecebong dan Kampret

"Saya terkejut melihat bagaimana politisi sekelas Pak Prabowo tidak memiliki pemahaman yang cukup soal menilai sehat tidaknya keuangan negara dilihat dari utang," kata politikus muda yang akrab disapa Uki itu, Senin (9/7).

"Beliau juga mengambil contoh yang salah dengan menganalogikan peruntukan utang negara dengan ibu-ibu membeli sayur untuk dikonsumsi sehari-hari," lanjut Uki.

BACA JUGA: Demokrat: Apa pun Koalisinya, AHY Calonnya 

Uki menambahkan, utang dapat kategorikan sebagai utang baik (good debt) dan utang tidak baik (bad debt). Good debt adalah pinjaman untuk membiayai hal-hal yang menggerakkan roda ekonomi.

Sementara, lanjutnya, bad debt memiliki dampak sebaliknya. Contohnya, utang untuk membeli beras, sayur maupun bantuan tunai yang tak mendorong produktifitas bangsa.

BACA JUGA: PSI Serukan Evaluasi Total Dana Otsus Aceh

"Saya heran, Pak Prabowo yang dikenal suka membaca tidak paham perbedaan good debt dan bad debt," ujar Uki.

Menurut dia, jika utang yang diambil pemerintah mayoritas tidak baik, maka Prabowo sah-sah saja panik. Pasalnya, itu berarti negara sudah diambang krisis.

Namun, lanjut Uki, realitanya utang pemerintah di era Jokowi dimanfaatkan untuk menggerakan roda ekonomi."Belanja bulanan publik tetap meningkat seiring bertambahnya produktifitas, penduduk miskin berkurang padahal jumlah penduduk terus meningkat menurut data resmi BPS. Yang tidak kalah penting adalah rasio utang kita dengan PDB masih ditaraf sehat," jelas Uki.

Uki menilai Prabowo memilih materi orasi hanya demi memenangkan kontestasi 2019. Tidak ada upaya memberi pendidikan kepada masyarakat

"Betul, oposisi harus terus mengawasi dan mengoreksi pemerintah, tapi bukan menyinyiri dengan membuat analogi asal dikena-kenain supaya menang pemilu 2019," ketus mantan peneliti kebijakan United Nations Population Fund ini. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Prabowo Ngotot Perjuangkan Pansus LRT Jakarta


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler