Jumlah Kasus DBD Meningkat di Wilayah ini

Selasa, 26 Maret 2024 – 12:37 WIB
Kepala Dinkes Boyolali dokter Puji Astuti memberikan keterangan di Boyolali, (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto).

jpnn.com - BOYOLALI - Jumlah masyarakat yang terjangkiti demam berdarah dengue (DBD) di Boyolali, Jawa Tengah pada 2024 meningkat dibanding 2023.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Boyolali dokter Puji Astuti, peningkatannya cukup signifikan.

BACA JUGA: Program Kampanye Cegah DBD Takeda dan Kemenkes Diganjar Penghargaan

Demikian dikemukakannya di sela acara Rakor Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) pemberantasan penyakit BDB, di Kabupaten Boyolali, Selasa (26/3).

Menurut Puji Astuti, jumlah kasus DBD di Boyolali sejak Januari hingga Maret 2024 meningkat sebanyak 259 kasus.

BACA JUGA: Cegah DBD, Takeda Gencarkan Edukasi & Pentingnya Vaksinasi

Perinciannya, 237 DBD dan sebanyak 22 kasus Dengue Syok Syndrome (DSS).

Dari total 237 kasus DBD tersebut tercatat pada Januari 2024 mencapai 81 kasus.

BACA JUGA: Tiga Kecamatan Ini Jadi Penyumbang Terbanyak Kasus DBD di Jakarta Selatan, Waspadalah

Kemudian Februari ada 86 kasus dan pada Maret turun menjadi 70 kasus.

Namun, kasus DBD hingga Maret 2024 meningkat dibanding dengan waktu yang sama pada 2023.

Dari 237 kasus DBD di Boyolali, lima di antaranya meninggal dunia. Tiga orang di Wonosamodro dan masing-masing satu orang di Teras dan Wonosegoro.

Sedangkan kasus DBD pada 2023 dengan waktu yang sama yang meninggal dua orang.

Kendati demikian, kasus DBD di Boyolali kini terus menurun dan semoga gerakan pembersihan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan masyarakat (Germas) dengan cara bersih-bersih secara serentak dalam satu lingkungan wilayah kecamatan, sehingga tidak hanya memindahkan nyamuk ke tempat yang lain.

"Kami mendata kasus DBD hingga Maret ini, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya memang grafiknya naik, sehingga harus waspada," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat menghindari tempat-tempat yang ada tergenang air atau pohon rimbun-rimbun lainnya harus dikurangi.

Karena masih ada hujan, ada genangan di tempat-tempat tersebut, tetapi juga ada hari panas sehingga memungkinkan nyamuk Aedes aegypti berkembang-biak.

"Kami berharap dengan gerakan PSN dan Germas dalam upaya penurunan kasus DBD di daerah ini dapat berhasil," katanya.

Pemkab Boyolali juga kini menggelar rapat koordinasi dengan Pokjanal di wilayahnya, untuk menentukan langkah strategis dalam penanganan penyakit DBD sehingga Boyolali tetap aman. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pejabat Kemenkes Usul Program Introduksi Vaksin Dengue Dimulai Paling Lambat 2025


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler