jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menanggapi pernyataan pemerintah terkait pertambahan jumlah petani sebanyak 8 juta orang.
Menurut Andi Akmal, negara harus bertindak cepat untuk memberi regulasi dan kemudahan bagi pelaku usaha tani baru agar tetap betah dan bertahan meski pandemi nantinya akan berakhir.
BACA JUGA: Petani Miskin Temukan Berlian 10,69 Karat di Ladang, Anandilal: Tak Percaya..
“Saat ini sudah ada lembaga yang memberikan gambaran sebagai masukan pada pemerintah akan adanya proporsi pengangguran berusia muda di Indonesia yang sangat tinggi, bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Angka 20 persen pengangguran muda relatif tinggi dibanding negara Asia tenggara lain yang belum menyentuh angka 15 persen,” tutur Akmal.
Politikus PKS ini mengatakan bahwa sejak adanya pandemi lebih setahun lalu memang telah mengguncang negara-negara dunia termasuk Indonesia. Khusus guncangan kepada Indonesia sangat telak karena memang fondasi ekonomi negara ini rapuh hingga pertumbuhan jatuh ke titik minus.
BACA JUGA: Ini Syarat Petani Miskin yang Mendapat Bantuan dari Jokowi
Andi Akmal menilai kondisi alam Indonesia sangat mumpuni untuk menampung SDM calon profesi pertanian sebanyak apapun. Bentangan alam dan tanah garapan baik di bidang Kelautan, perikanan, tambak dan garam maupun bidang pertanian peternakan kehutanan yang akan cocok dengan kondisi negara ini.
“SDM kita yang sangat banyak ini mestinya dapat tertampung di bidang pertanian pangan termasuk perikanan kelautan karena ruang garapan masih banyak,” ujar Andi Akmal.
BACA JUGA: Reaksi Andi Akmal Soal Impor Pangan Meningkat dan Produksi Perikanan Terganggu
Namun, Akmal mengatakan keahlian, minat dan harapan di bidang pangan ini meragukan bagi sebagian masyarakat Indonesia sehingga mereka akibat pandemi ini beralih profesi ke petani baru seolah akibat keterpaksaan.
Padahal, menurut dia, bila pemerintah mau membantu dan mengarahkan termasuk memberikan bimbingan, akan ada harapan besar yang dapat di capai baik persoalan ekonomi maupun kebutuhan pangan. Bahkan bila ini terkoordinir secara baik secara luas satu negara Indonesia, maka akan sangat mungkin memberi kontribusi kenaikan cadangan pangan Nasional.
“Saya minta kepada pemerintah, agar jangan ragu menseriusi bidang pertanian pangan ini. Bukti untuk tidak ragu adalah menaikkan porsi APBN di komisi IV, bidang pertanian, pangan, perikanan kelautan, dan kehutanan sehingga SDM negara kita menjadi penduduk aktif keluar dari angka pengangguran,” ujar Andi Akmal.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich